The green-colored flame was swiftly

The green-colored flame was swiftly overtaking Sha Tie’s field of vision. As he recalled the pain from being burned by that flame earlier, Sha Tie’s face contorted. His gaze swiftly swept over his four companions who had already been defeated and helplessly shook his head. He immediately inhaled a deep breath of air as his voice sounded in the empty forest like thunder, shocking everyone.

Three sharp attacks suddenly stopped just as they were half a meter from Sha Tie. The footsteps of the three of them staggered as they flashed back in an extremely agile manner. Xiao Yan raised his eyebrows and asked with a smile, “What is it?”

“We have lost…”

Sha Tie sighed as he spoke in an extremely helpless manner. With the current situation, he did not think that he had any ability to resist. Of course, if it were not for the green-colored flame in Xiao Yan’s hand suppressing him in every way, he would be able to go all out and fight against three people by himself. Unfortunately…

The helpless voice emitted from Sha Tie’s mouth slowly reverberated within the empty ground of the forest. Under these words, everyone fell into a silence. These sudden words from this fellow admitting his loss were indeed a little too shocking. From the looks of the situation earlier, it appeared that he was suppressing Xiao Yan as they fought. Originally, everyone thought that this battle would become even more intense. In the end, this silent atmosphere continued for a long while in the empty ground before some of the new students finally recovered. Immediately, thunder-like cheers shook the entire forest until it rustled.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Api berwarna hijau adalah cepat menyalip Sha Tie bidang visi. Seperti dia ingat rasa sakit dari yang dibakar oleh api itu sebelumnya, wajah Sha Tie berkerut. Tatapan cepat dilawat nya-empat sahabat yang telah dikalahkan dan tak berdaya menggelengkan kepala. Ia segera dihirup napas dalam-dalam udara sebagai suaranya terdengar di hutan yang kosong seperti guntur, mengejutkan semua orang.Tiga tajam serangan tiba-tiba berhenti hanya karena mereka setengah meter dari Sha Tie. Jejak mereka terhuyung-huyung seperti mereka berkelebat kembali dalam cara yang sangat cepat. Xiao Yan mengangkat alis nya dan bertanya dengan senyum, "apa itu?""Kita telah kehilangan..."Sha Tie menghela napas ketika ia berbicara dalam cara yang sangat tak berdaya. Dengan situasi saat ini, dia tidak berpikir bahwa ia memiliki kemampuan untuk menolak. Tentu saja, jika tidak untuk api berwarna hijau di Xiao Yan tangan menekan dia dalam segala hal, ia akan mampu pergi semua keluar dan melawan tiga orang sendiri. Sayangnya...Tak berdaya suara yang dipancarkan dari mulut Sha Tie perlahan-lahan bergema di dalam tanah kosong hutan. Di bawah kata-kata ini, semua orang jatuh ke dalam keheningan. Kata-kata ini tiba-tiba dari orang ini mengakui kehilangan memang agak terlalu mengejutkan. Dari kelihatannya situasi sebelumnya, tampaknya bahwa ia menekan Xiao Yan saat mereka berjuang. Awalnya, semua orang berpikir bahwa pertempuran ini akan menjadi bahkan lebih intens. Pada akhirnya, suasana diam ini berlanjut selama panjang sementara di tanah kosong sebelum beberapa murid baru akhirnya pulih. Segera, cheers thunder-seperti mengguncang seluruh hutan sampai itu berdesir.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Api berwarna hijau itu dengan cepat menyalip bidang Sha Tie visi. Saat ia mengingat rasa sakit dari yang dibakar oleh api yang sebelumnya, wajah Sha Tie ini berkerut. Tatapannya cepat menyapu empat temannya yang sudah dikalahkan dan tak berdaya menggeleng. Dia segera menghirup napas dalam-dalam udara sebagai suaranya terdengar di hutan kosong seperti guntur, mengejutkan semua orang. Tiga serangan tajam tiba-tiba berhenti hanya karena mereka setengah meter dari Sha Tie. Jejak mereka bertiga terhuyung-huyung karena mereka berkelebat kembali dengan cara yang sangat tangkas. Xiao Yan mengangkat alis dan bertanya dengan senyum, "Apa itu?" "Kami telah kehilangan ..." Sha Tie mendesah saat ia berbicara dengan cara yang sangat tak berdaya. Dengan situasi saat ini, ia tidak berpikir bahwa ia punya kemampuan untuk menahan. Tentu saja, jika bukan karena api berwarna hijau di tangan Xiao Yan menekan dia dalam segala hal, ia akan mampu untuk pergi keluar dan melawan tiga orang sendiri. Sayangnya ... Suara berdaya dipancarkan dari mulut Sha Tie perlahan bergema dalam tanah kosong hutan. Di bawah kata-kata ini, semua orang jatuh ke diam. Kata-kata yang tiba-tiba dari orang ini mengakui kekalahannya memang sedikit terlalu mengejutkan. Dari penampilan dari situasi sebelumnya, ternyata ia menekan Xiao Yan saat mereka bertempur. Awalnya, semua orang berpikir bahwa pertempuran ini akan menjadi lebih intens. Pada akhirnya, suasana hening ini terus untuk waktu yang lama di tanah kosong sebelum beberapa mahasiswa baru akhirnya pulih. Segera, cheers guntur seperti mengguncang seluruh hutan sampai berdesir.