Box 9.4 Intellectual capital in tra

Box 9.4 Intellectual capital in traditional financial accounting
Some intellectual capital is already included in traditional financial statements
in the form of intangible assets. The accounting rules for reporting intangible
assets have been evolving over the past twenty years or so, and the current
rules are laid down in IAS 38 Intangible assets. An intangible asset is defined as
‘an identifiable non-monetary asset without physical substance’.
IAS 38 specifies that a company can recognize an asset only if:
• it is identifiable;
• it is controlled;
• it is probable that future benefits specifically attributable to the asset will
flow to the enterprise;
• its cost can be reliably measured.
If the item does not meet the above criteria, IAS 38 requires the expenditure on
it to be recognized as expense when it is incurred. Much of what is commonly
regarded as intellectual capital would not pass the recognition test. The main
reason for this is that many intangibles cannot be controlled, one of the central
tests for the definition of an asset. Control must be through custody, or legal
rights. Portfolios of customers or a team of skilled staff could not be recognized as assets under IAS 38, as there is insufficient control to stop customers
deciding to buy elsewhere, or employees moving to alternative employers.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Modal intelektual 9.4 kotak tradisional akuntansi keuanganModal intelektual beberapa sudah termasuk dalam laporan keuangan tradisionaldalam bentuk aset tidak berwujud. Aturan-aturan akuntansi untuk pelaporan tidak berwujudaset telah berkembang selama dua puluh tahun terakhir atau lebih, dan arusaturan yang ditetapkan dalam aset IAS berwujud 38. Aset tidak berwujud didefinisikan sebagai'diidentifikasi non-moneter aset tanpa substansi fisik'.IAS 38 menentukan bahwa sebuah perusahaan dapat mengenali aset hanya jika:• sangat diidentifikasi;• dikontrol;• sangat mungkin bahwa masa depan manfaat secara khusus berkaitan dengan aset yang akanmengalir ke perusahaan.• biaya dapat diandalkan diukur.Jika item tidak memenuhi kriteria di atas, IAS 38 memerlukan pengeluaran padaitu harus diakui sebagai biaya ketika itu adalah dikeluarkan. Banyak dari apa yang biasanyadianggap sebagai modal intelektual akan tidak lulus ujian pengakuan. Utamaalasan untuk ini adalah bahwa banyak berwujud tidak dikontrol, salah satu pusattes untuk definisi aset. Kontrol harus melalui tahanan, atau hukumhak. Portofolio pelanggan atau tim dari staf terampil tidak dapat diakui sebagai aset di bawah IAS 38, karena ada kurangnya kontrol untuk menghentikan pelangganmemutuskan untuk membeli di tempat lain, atau karyawan pindah ke majikan alternatif.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kotak 9.4 Modal intelektual dalam akuntansi keuangan tradisional
Beberapa modal intelektual sudah termasuk dalam laporan keuangan tradisional
dalam bentuk aset tidak berwujud. Aturan akuntansi untuk pelaporan tidak berwujud
aset telah berkembang selama dua puluh tahun terakhir ini, dan saat ini
aturan yang ditetapkan dalam IAS 38 Aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud didefinisikan sebagai
'aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa substansi fisik'.
IAS 38 menyatakan bahwa perusahaan dapat mengenali aset hanya jika:
• itu diidentifikasi;
• dikendalikan;
• besar kemungkinan manfaat masa depan secara khusus disebabkan untuk aset akan
mengalir ke
perusahaan;. • biaya dapat diukur secara andal
Jika item tidak memenuhi kriteria di atas, IAS 38 membutuhkan pengeluaran
itu harus diakui sebagai beban ketika terjadinya. Banyak dari apa yang sering
dianggap sebagai modal intelektual tidak akan lulus uji pengakuan. Utama
Alasan untuk ini adalah bahwa banyak berwujud tidak dapat dikendalikan, salah satu pusat
tes untuk definisi aset. Kontrol harus melalui tahanan, atau hukum
hak. Portofolio pelanggan atau tim staf ahli tidak dapat diakui sebagai aset IAS 38, karena ada kontrol cukup untuk menghentikan pelanggan
memutuskan untuk membeli di tempat lain, atau karyawan pindah ke majikan alternatif.