The biggest obstacle in my Ashram e

The biggest obstacle in my Ashram experience is not meditation, actually. That’s difficult, of
course, but not murderous. There’s something even harder for me here. The murderous thing
is what we do every morning after meditation and before breakfast (my God, but these mornings
are long)—a chant called the Gurugita. Richard calls it “The Geet.” I have so much
trouble with The Geet. I do not like it at all, never have, not since the first time I heard it sung
at the Ashram in upstate New York. I love all the other chants and hymns of this Yogic tradition,
but the Gurugita feels long, tedious, sonorous and insufferable. That’s just my opinion, of
course; other people claim to love it, though I can’t fathom why

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Hambatan terbesar dalam pengalaman Ashram saya tidak meditasi, sebenarnya. Itu sulit, dari
tentu saja, tapi tidak membunuh. Ada sesuatu yang sulit bagi saya di sini. Hal pembunuhan
adalah apa yang kita lakukan setiap pagi setelah meditasi dan sebelum sarapan (Tuhan, tapi pagi ini
panjang) bini -a disebut Gurugita. Richard menyebutnya "The Geet." Saya memiliki begitu banyak
masalah dengan The Geet. Saya tidak suka sama sekali, tidak pernah, tidak sejak pertama kali saya mendengarnya dinyanyikan
di Ashram di New York. Saya suka semua nyanyian dan himne tradisi Yoga ini lain,
tetapi Gurugita terasa panjang, membosankan, nyaring dan tak tertahankan. Itu hanya pendapat saya, dari
tentu saja; orang lain mengaku menyukainya, meskipun saya tidak bisa memahami mengapa