Shirotani: “I can’t write it like t

Shirotani: “I can’t write it like this! *sweats* Nghh……this is also too……I have to write it more naturally. I have to write it like I don’t have another choice…”

The text reads:
New message
To: Kurose Riku
Subject: (blank)
I have a shop that I’d like to visit, but if I go there alone it seems a bit awkward. Could you accompany me there?

Shirotani: “This is it! I’ll write it like this. This is perfect. There isn’t any text message more unassuming than this.”
little words in the background: sighs of satisfaction and an exclamation of “I’ve done my best!”
Shirotani: “No, wait!”
Shirotani: “I have to decide on that ‘shop that I want to visit’…!”
sfx: keyboard clacking
Shirotani: “Um……We’re not a couple, this shop doesn’t seem appropriate…Speaking of which, why are there so many shops tailored for couples…?”
Shirotani: I didn’t pay attention to these kinds of things before…

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Shirotani: "Saya tidak bisa menulis seperti ini! * berkeringat * Nghh ...... ini juga terlalu ...... saya harus menulis lebih alami. Saya harus menulis seperti saya tidak punya pilihan lain ... "

Teks berbunyi:
Baru pesan
Untuk: Kurose Riku
Subject: (kosong)
aku punya toko yang saya ingin mengunjungi, tetapi jika aku pergi ke sana sendirian tampaknya sedikit canggung. Bisakah Anda menemani saya di sana?

Shirotani: "Ini dia! Aku akan menulis seperti ini. Ini sempurna. Tidak ada pesan teks lebih sederhana dari ini ".
Kata kecil di latar belakang: mendesah kepuasan dan seru dari" Saya sudah melakukan yang terbaik! "
Shirotani:" Tidak, tunggu "!
Shirotani:" Saya harus memutuskan pada yang 'toko yang ingin saya kunjungi' ...! "
sfx: Keyboard clacking
Shirotani:" Um ...... Kami tidak beberapa, toko ini tampaknya tidak tepat ... Omong-omong, mengapa ada begitu banyak toko-toko yang disesuaikan untuk pasangan ... "?
Shirotani: saya tidak memperhatikan hal-hal seperti sebelum ...