depending on its abilities. It seem

depending on its abilities. It seems some of them are worth more than 30 million gold.

The reward wasn’t an [Artifact] as I expected, but it's still extremely valuable.

The two elven maidens he brought were very beautiful. It’s wrong of me to say this, but they were certainly more beautiful than the Redhead and the other girls. Then again, beauty is in the eye of the beholder.

I was somewhat surprised by the reward, but it isn’t hard to tell from the fact that they were willing to offer this much that they were at their wits’ end. While on the surface they seem to show composure, perhaps they would easily lose against the Humans when it comes to fighting strength. This is a typical story.

If they did lose the elven royalty would be enslaved, this was no laughing matter for them.

Fighting is about numbers in the end. Even if there are individuals with overwhelming power, there is plenty of precedent in stories where they get crushed by greater numbers.

I would’ve gotten on board with this story if it was a few days ago, but we had already acquired stronger and better quality magic items from Velvet's Inheritence, so my heart wasn’t moved.

It’s a shame about the two elven maidens, but well, I have no need for spies or traitors.

While appearance is of course valuable, but for long term relations, it’s what’s inside that’s truly important.

In the end, I clearly refused the Elves’ offer.

Leaving out the actual reason, I concluded the matter by saying “Why should I care about your situation?”

The inferior humans were not my problem and I had different concerns, so I don't want any part of any conflict that breaks out between them. But regardless of the war being good or evil, it’s certainly convenient for me because it was be a good opportunity to obtain a lot of abilities, and the rewards were nice.

They had lots of quality goods, there were only a few drawbacks.

But being unilaterally ordered around with such an obvious condescending attitude, who wouldn’t hate it? All the more if the job involves risking one’s life. I wanted to shout loud and clear “Show us some sincerity!”

“At the least, you could humbly get out”, I warned internally, though without any particular meaning.

A few seconds after, the Elven male’s face changed into a stupid expression. Apparently he thought he wouldn’t be refused. Using metaphors to call us fools, thinking that I wouldn’t notice — a common ogre has muscle for a brain, he thinks I am the same. He had an unforgettable condescending look.

Restarting —passing what would be a fatal amount of time on the battlefield — from the beginning, putting together what he’d seen and heard to understand what happened, the Elven male turned red from anger, before he could say anything I glared at him silently.

I overlapped [Evil Eye] and [Intimidating Glare] then used [Intimidation of the Strong], they worked perfectly.

Yep, it’s unexpected that you wouldn’t be able to breathe until I released [Intimidation of the Strong].

Finally able to breathe at last, his face paled from the terror which made me smirk, scaring him even more.

This was because an ogre’s face is scary among other things.

Making him this nervous gave me a feeling of satisfaction. Then I grabbed the Elven male by the neck with my silver arm and threw him down. I quickly moved into the other escorts’ line of sight, dragging the elf by his ear into his hidden escorts’ view and ordered them to lower their bows. An arrow was shot at my face at the same time, which I stopped it by grabbing it with my teeth.

I made some crunching sounds as I ate the arrow. I gave them a gaze that told them that if they did anything else I would shred his neck. Well, I merely flashed a grin and smiled.

They called out to me with a somewhat weak voice, but I just ignored them saying “Yeah, yeah, is that so”, while tightening my grip to send a message. I smiled again at the male elf who was giving orders loudly while in a state of disbelief, and confirme

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

tergantung pada kemampuannya. Tampaknya beberapa dari mereka yang bernilai lebih dari 30 juta emas. hadiah itu bukan [Artefak] seperti yang saya harapkan, tapi masih sangat berharga. Dua gadis elf ia membawa yang sangat indah. Ini salah saya untuk mengatakan ini, tapi mereka pasti lebih indah daripada Redhead dan gadis-gadis lainnya. Kemudian lagi, kecantikan ada di mata yang melihatnya. Saya agak terkejut dengan pahala, tetapi tidak sulit untuk mengatakan dari fakta bahwa mereka bersedia untuk menawarkan ini banyak bahwa mereka kehabisan akal '. Sementara di permukaan mereka tampaknya menunjukkan ketenangan, mungkin mereka akan dengan mudah kehilangan terhadap Manusia ketika datang ke kekuatan pertempuran. Ini adalah kisah yang khas. Jika mereka kehilangan royalti elf akan diperbudak, ini tidak peduli tertawa bagi mereka. Perkelahian adalah tentang nomor pada akhirnya. Bahkan jika ada individu dengan kekuatan luar biasa, ada banyak preseden dalam cerita di mana mereka mendapatkan dihancurkan oleh jumlah yang lebih besar. Saya akan sudah di papan dengan cerita ini jika itu beberapa hari yang lalu, tapi kami sudah mengakuisisi lebih kuat dan lebih baik Kualitas barang-barang sihir dari Velvet ini Inheritence, sehingga jantung saya tidak pindah. Ini memalukan tentang dua gadis elf, tapi, aku tidak membutuhkan mata-mata atau pengkhianat. Sementara penampilan tentu berharga, tapi untuk hubungan jangka panjang, itu apa yang di dalam itu benar-benar penting. Pada akhirnya, saya jelas menolak tawaran Peri '. Meninggalkan tahu alasan yang sebenarnya, saya menyimpulkan masalah ini dengan mengatakan "Mengapa saya harus peduli tentang situasi Anda?" Manusia rendah tidak masalah saya dan saya punya keprihatinan yang berbeda, jadi saya tidak ingin ada bagian dari setiap konflik yang pecah antara mereka. Tetapi terlepas dari perang yang baik atau jahat, itu pasti nyaman bagi saya karena itu menjadi kesempatan yang baik untuk mendapatkan banyak kemampuan, dan imbalan yang bagus. Mereka memiliki banyak barang-barang berkualitas, hanya ada beberapa kekurangan. Tapi yang secara sepihak memerintahkan sekitar dengan seperti sikap merendahkan jelas, yang tidak akan membencinya? Semua lebih jika pekerjaan melibatkan mempertaruhkan hidup seseorang. Aku ingin berteriak keras dan jelas "Tampilkan kami beberapa ketulusan!" "Setidaknya, Anda rendah hati bisa keluar", aku memperingatkan internal, meskipun tanpa makna tertentu. Beberapa detik setelah itu, wajah Elven laki-laki berubah menjadi ekspresi bodoh . Rupanya dia pikir dia tidak akan menolak. Menggunakan metafora untuk menghubungi kami bodoh, berpikir bahwa saya tidak akan melihat - sebuah ogre umum memiliki otot untuk otak, ia berpikir saya sama. Dia memiliki tampilan merendahkan tak terlupakan. Restart -passing apa yang akan menjadi jumlah yang fatal waktu di medan perang - dari awal, menyusun apa yang ia lihat dan dengar untuk memahami apa yang terjadi, Elven laki-laki berubah merah karena marah, sebelum ia bisa mengatakan apa-apa aku memelototinya diam-diam. Saya tumpang tindih [Evil Eye] dan [Mengintimidasi Glare] kemudian digunakan [Intimidasi dari Kuat], mereka bekerja dengan sempurna. Ya, itu tak terduga bahwa Anda tidak akan bisa bernapas sampai saya dirilis [ Intimidasi dari Kuat]. Akhirnya bisa bernapas akhirnya, wajahnya memucat dari teror yang membuat saya menyeringai, menakut-nakuti dia bahkan lebih. Ini karena wajah seorang raksasa yang menakutkan antara lain. Membuat dia ini gugup memberi saya perasaan kepuasan. Lalu aku meraih Elven laki-laki dengan leher dengan lengan perak dan melemparkannya ke bawah. Aku segera pindah ke pengawalan lain saling berhadapan, menyeret elf dengan telinganya ke pengawalan yang tersembunyi 'melihat dan memerintahkan mereka untuk menurunkan busur mereka. Panah ditembak di wajah saya pada saat yang sama, yang saya menghentikannya dengan meraih itu dengan gigi saya. Saya membuat beberapa berderak terdengar seperti aku makan panah. Aku memberi mereka tatapan yang mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka melakukan apa-apa lagi aku akan rusak lehernya. Yah, aku hanya melintas menyeringai dan tersenyum. Mereka memanggil saya dengan suara agak lemah, tapi aku hanya mengabaikan mereka mengatakan "Ya, ya, adalah bahwa begitu", sementara pengetatan pegangan saya untuk mengirim pesan. Aku tersenyum lagi di elf laki-laki yang sedang memberikan perintah keras saat dalam keadaan tidak percaya, dan confirme