The Toraja people enjoy great longe

The Toraja people enjoy great longevity surely something to do with the cool climate and active lifestyle from infancy to old age. They spend their lives growing excellent fragrant rice, raising magnificent buffalo, especially the highly valued pink albino strains. Their work is interspersed with dramatic ceremonies. Harvest festivals and house warming festivals, are times for feasting and a gathering of the clan, times to wear their best costumes and jewellery, bring out the tuak (a local brew) and party for days on end, times for singing and dancing and, of course, eating. These are also times for neighbours and clan members to pay their respects and to pay back obligations that may date back generations.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Orang-orang Toraja menikmati umur panjang besar pasti sesuatu untuk dilakukan dengan iklim yang sejuk dan gaya hidup aktif dari bayi sampai usia lanjut. Mereka menghabiskan hidup mereka tumbuh beras harum yang baik, meningkatkan megah kerbau, terutama galur albino pink sangat dihargai. Pekerjaan mereka diselingi dengan upacara-upacara yang dramatis. Harvest Festival dan Festival, pemanasan rumah untuk pesta dan pertemuan klan, kali untuk memakai perhiasan dan kostum terbaik mereka, mengeluarkan tuak (buatan lokal) dan Partai selama berhari-hari akhir, saat untuk bernyanyi dan menari dan, tentu saja, makan. Ini juga waktu untuk tetangga dan anggota suku untuk memberikan penghormatan dan untuk membayar kembali kewajiban yang mungkin tanggal kembali generasi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Orang-orang Toraja menikmati umur panjang besar pasti ada hubungannya dengan iklim yang sejuk dan gaya hidup aktif dari bayi sampai usia tua. Mereka menghabiskan hidup mereka tumbuh beras wangi yang sangat baik, meningkatkan kerbau megah, terutama strain albino merah muda sangat dihargai. Pekerjaan mereka diselingi dengan upacara dramatis. festival panen dan festival rumah pemanasan, yang kali untuk berpesta dan pertemuan klan, kali memakai kostum terbaik mereka dan perhiasan, membawa keluar tuak yang (buatan lokal) dan pihak selama berhari-hari, kali untuk menyanyi dan menari dan, tentu saja, makan. Ini juga kali untuk tetangga dan anggota klan untuk memberikan penghormatan dan membayar kembali kewajiban yang mungkin tanggal kembali generasi.