Judson Mills (1958) measured the at

Judson Mills (1958) measured the attitudes of sixth graders toward cheating.
He then had them participate in a competitive exam, with prizes awarded to the winners.
The situation was arranged so that it was almost impossible to win without cheating.
Mills made it easy for the children to cheat and created the illusion that they could not be detected.
The next day, children who had cheated became more lenient toward cheating, and those who had resisted the temptation to cheat adopted a harsher attitude.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Judson Mills (1958) diukur sikap kelas enam terhadap kecurangan. Ia kemudian membuat mereka berpartisipasi dalam ujian kompetitif, dengan hadiah dan penghargaan kepada pemenang. Situasi ini diatur sedemikian rupa sehingga itu hampir mustahil untuk menang tanpa kecurangan. Mills membuatnya mudah untuk anak-anak untuk menipu dan menciptakan ilusi bahwa mereka tidak dapat dideteksi. Hari berikutnya, anak-anak yang telah menipu menjadi lebih longgar terhadap kecurangan, dan mereka yang telah menolak godaan untuk menipu mengadopsi sikap yang lebih keras.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Judson Mills (1958) mengukur sikap siswa kelas enam terhadap kecurangan.
Dia kemudian telah mereka berpartisipasi dalam ujian yang kompetitif, dengan hadiah diberikan kepada pemenang.
Situasi ini diatur sehingga hampir mustahil untuk menang tanpa kecurangan.
Mills membuatnya mudah untuk anak-anak untuk menipu dan menciptakan ilusi bahwa mereka tidak dapat dideteksi.
Keesokan harinya, anak-anak yang telah menipu menjadi lebih lunak terhadap kecurangan, dan orang-orang yang telah menolak godaan untuk curang mengadopsi sikap yang lebih keras.