Language acquisition is the process

Language acquisition is the process by which humans acquire the capacity to perceive and comprehend language, as well as to produce and use words and sentences to communicate. Language acquisition is one of the quintessential human traits,[1] because nonhumans do not communicate by using language.[2] Language acquisition usually refers to first-language acquisition, which studies infants' acquisition of their native language. This is distinguished from second-language acquisition, which deals with the acquisition (in both children and adults) of additional languages.

Social interactionism
Main article: Social interactionist theory
Social interactionist theory is an explanation of language development emphasizing the role of social interaction between the developing child and linguistically knowledgeable adults. It is based largely on the socio-cultural theories of Soviet psychologist Lev Vygotsky, and made prominent in the Western

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pemerolehan bahasa adalah proses dimana manusia memperoleh kemampuan untuk merasakan dan memahami bahasa, serta untuk menghasilkan dan menggunakan kata dan kalimat untuk berkomunikasi. Pemerolehan bahasa adalah salah satu ciri-ciri manusia klasik, [1] karena nonhumans tidak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa.[2] bahasa akuisisi biasanya mengacu pada akuisisi pertama, yang studi bayi akuisisi bahasa asli mereka. Ini dibedakan dari akuisisi bahasa kedua, yang berkaitan dengan akuisisi (dalam anak-anak dan orang dewasa) bahasa tambahan.Ada sosialArtikel utama: teori tulisan interactionist sosialTeori tulisan interactionist sosial adalah penjelasan tentang perkembangan bahasa menekankan peran interaksi sosial antara berkembang anak dan orang dewasa berlatar berpengetahuan. Itu adalah sebagian besar berdasarkan teori-teori sosial-budaya Soviet psikolog Lev Vygotsky, dan membuat menonjol di Barat