was having another crisis. My feet

was having another crisis. My feet carry me toward Romy’s room before I know what I’m doing. Jude grabs my arm but I throw it off, none too gently. Eric wisely pulls Jude away when he starts to step in front of me.
“I told you she was sleeping,” Jude says. “She needs to rest, Caleb.”
“I won’t wake her up,” I mumble. “But I have to see her.” Quiet as I can, I open her door and creep into her darkened room. Her slight body is huddled under a couple of blankets, and I kneel next to the bed, close but not touching her.
I listen to her breathe. A swell of warmth crashes over me, so powerful that I bend beneath its weight. Romy. My Romy. Daniel was right. She’s the best thing that’s ever happened to me. She’s the girl who trusts me, who thinks I’m worthy, who takes care of me. The girl who twists me up, then sorts me out. The girl who knows how to say things that have to be said … except when it comes to telling me she needs me, apparently.
Katie’s not the only one allowed to have needs, Daniel said this afternoon. Romy needed you, Caleb, Jude said just now. Their words wind through my brain, pushing my other thoughts into place. Katie deserves love and safety, and that’s what I’ve always wanted for her. Romy deserves that, too, though. That and so much more. And she’s given me the chance to be with her, to give that to her—and I’m failing.  
I’ve failed at so many things in my life. I’ve had my ass kicked, and I’ve been a coward, and I’ve let people use me, and I’ve made all the wrong choices. But when I’m with Romy, I don’t feel so broken. I feel stronger.
I feel like I’m healing. And I want to do the same thing for her.
Something has to change. Something has to change now, or I’m going to lose her.
I stand up and lean over her. The glow of a streetlamp from the parking lot filters through her lacy curtains. Romy’s eyes are closed, her long lashes casting shadows. I want to paint her like this. So beautiful. Everything I want. Everything I need. That’s what’s at stake if I don’t figure this out.
“I love you,” I whisper, sinking back to the floor to sit next to her bed, a plan forming in my mind. “I love you.”
I have no idea how many times I say it. I whisper it every time she exhales, every time she moves, every time I remember what she’s done for me, every time I think about what I want to experience with her by my side. I fall asleep with the words on my tongue, and when I tumble heavy into my dreams, I say it even then.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

sedang mengalami krisis lain. Kaki saya membawa saya menuju kamar penampilan Romy sebelum aku tahu apa yang saya lakukan. Yudas meraih lenganku tetapi aku membuang itu, tidak terlalu lembut. Eric bijaksana menarik Yudas pergi ketika dia mulai langkah di depan saya."Saya bilang dia tidur," kata Yudas. "Dia perlu istirahat, Caleb.""Aku tidak akan bangun dia," yang aku bergumam. "Tapi aku harus melihatnya." Tenang yang saya bisa, saya membuka dirinya pintu dan menyusup ke ruangan gelap nya. Tubuhnya sedikit meringkuk di bawah beberapa selimut, dan aku berlutut di samping tempat tidur, tutup tetapi tidak menyentuh dirinya.Aku mendengarkan bernapas nya. Membengkak kehangatan crash atasku, begitu kuat bahwa aku membungkuk di bawah berat. Romy. Saya Romy. Daniel adalah tepat. Dia adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Dia adalah gadis yang percaya padaku, yang berpikir saya layak, yang mengurus saya. Gadis yang liku saya, kemudian macam saya. Gadis yang tahu bagaimana untuk mengatakan hal-hal yang harus dikatakan... kecuali ketika datang untuk memberitahu saya dia membutuhkan saya, rupanya.Katie's tidak satu-satunya yang diizinkan untuk memiliki kebutuhan, Daniel mengatakan sore ini. Romy diperlukan Anda, Caleb, Yudas mengatakan sekarang. Mereka kata-kata angin melalui otak saya, mendorong pikiran saya yang lain ke tempatnya. Katie pantas cinta dan keselamatan, dan itulah apa yang saya selalu ingin untuknya. Romy layak itu, juga, meskipun. Itu dan banyak lagi. Dan dia telah memberi saya kesempatan untuk menjadi dengan dia, untuk memberikan itu kepadanya- dan saya gagal. Saya telah gagal begitu banyak hal dalam hidup saya. Aku sudah pantatku ditendang, dan aku sudah pengecut, dan aku telah membiarkan orang-orang yang menggunakan saya, dan saya telah membuat semua pilihan yang salah. Tapi ketika saya dengan Romy, saya tidak merasa begitu rusak. Saya merasa lebih kuat.Aku merasa seperti aku sedang penyembuhan. Dan saya ingin melakukan hal yang sama untuknya.Sesuatu telah berubah. Sesuatu telah berubah sekarang, atau aku akan kehilangan dia.Saya berdiri dan bersandar di atas dirinya. Cahaya streetlamp dari filter parkir melalui tirai berenda nya. Penampilan Romy mata ditutup, dia panjang bulu mata pengecoran bayangan. Saya ingin cat dia seperti ini. Begitu indah. Segala sesuatu yang saya inginkan. Semua yang saya butuhkan. Itulah apa yang dipertaruhkan jika saya tidak memikirkan hal ini."Aku mencintaimu," saya berbisik, tenggelam kembali ke lantai untuk duduk di samping tempat tidurnya, rencana pembentukan dalam pikiran saya. "Aku mencintaimu."Saya tak memiliki ide berapa kali aku mengatakannya. Saya berbisik setiap kali dia mengembuskan napas, setiap kali ia bergerak, setiap kali aku ingat apa yang dia dilakukan bagi saya, setiap kali saya berpikir tentang apa yang saya ingin mengalami dengannya di sisi saya. Aku tertidur dengan kata-kata di lidah saya, dan ketika aku jatuh berat impian saya, saya katakan itu bahkan kemudian.