With pig carcasses which are not sk

With pig carcasses which are not skinned, the microbiological condition
of the carcasses at the end of a dressing process is often little different from
that of the carcasses leaving the polisher (Table 27.18). In other operations,
large numbers of bacteria may be deposited on carcasses from the mouth
and/or in faecal material from the intestine (Gill and Jones, 1997a). In most
processes, the mouth is probably the major source of the enteric organisms
deposited on carcasses during dressing (Gill and Jones, 1998). Improvement
of the microbiological condition of carcasses will then usually require the
implementation of a pasteurizing treatment. Such a treatment can be applied
to the polished carcasses, preferably after work on the head has been completed,
to give carcasses which carry few E. coli at the end of the dressing process,
and without any damage to the appearance of the dressed carcass (Gill et al.,
1997). However, treatment of the carcass after evisceration but before it is
split seems to be optimal, as by then all operations where carcass contamination
might not be wholly avoidable have been completed (Gill et al., 1999d),
while little cut muscle is exposed to be discoloured by the decontaminating
treatment (Table 27.19).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dengan babi karkas yang tidak berkulit, kondisi Mikrobiologidari bangkai pada akhir dressing proses sering adalah sedikit berbeda daribahwa dari bangkai meninggalkan polisher (tabel 27.18). Dalam operasi lain,sejumlah besar bakteri dapat disimpan pada karkas dari mulutdan/atau dapat dilakukan dengan bahan dari usus (Gill dan Jones, 1997a). Dalam kebanyakanproses, mulut mungkin adalah sumber utama dari organisme enterikdiendapkan pada karkas selama berpakaian (Gill dan Jones, 1998). PerbaikanMikrobiologi kondisi karkas akan biasanya memerlukanpelaksanaan pengobatan pasteurizing. Pengobatan tersebut dapat diterapkanuntuk bangkai dipoles, sebaiknya setelah bekerja pada kepala telah selesai,untuk memberikan karkas yang membawa beberapa E. coli pada akhir proses berpakaian,dan tanpa kerusakan munculnya bangkai berpakaian (Gill et al.,1997). Namun, pengobatan bangkai setelah evisceration tapi sebelum itu adalahSplit tampaknya menjadi optimal, itu semua operasi mana kontaminasi carcassmungkin tidak sepenuhnya dihindari telah selesai (Gill et al., 1999d),Sementara sedikit memotong otot terkena berubah warna oleh dekontaminasipengobatan (tabel 27.19).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dengan bangkai babi yang tidak berkulit, kondisi mikrobiologi
dari bangkai pada akhir proses ganti sering sedikit berbeda dari
yang dari bangkai meninggalkan polisher (Tabel 27,18). Dalam operasi lainnya,
sejumlah besar bakteri dapat disimpan pada bangkai dari mulut
dan / atau bahan fekal dari usus (Gill dan Jones, 1997a). Dalam kebanyakan
proses, mulut mungkin adalah sumber utama dari organisme enterik
diendapkan pada bangkai selama berpakaian (Gill dan Jones, 1998). Peningkatan
kondisi mikrobiologi dari bangkai maka akan biasanya membutuhkan dengan
pelaksanaan pengobatan Pasteurizing. Seperti pengobatan dapat diterapkan
ke bangkai dipoles, sebaiknya setelah bekerja di kepala telah selesai,
untuk memberikan bangkai yang membawa beberapa E. coli pada akhir proses ganti,
dan tanpa kerusakan pada penampilan bangkai berpakaian ( Gill et al.,
1997). Namun, pengobatan dari bangkai setelah pengeluaran isi tapi sebelum itu
dibagi tampaknya optimal, karena pada saat itu semua operasi di mana kontaminasi bangkai
mungkin tidak sepenuhnya dapat dihindari telah selesai (Gill et al., 1999d),
sementara sedikit dipotong otot terkena akan berubah warna dengan pemberish
pengobatan (Tabel 27,19).