But."......I."Yasuzumi opened his m

But.
"......I."
Yasuzumi opened his mouth. Natsume wordlessly and reflexively turned her gaze towards him.
"I have many things I have to say."
Yasuzumi's expression was composed. He wasn't angry, nor was he sad or smiling. He was unchanged from usual. Right, this person had always been like this. She never knew what he was thinking. Hence, she wasn't good at dealing with him.
But right now, his calm and composed attitude relieved Natsume's stiffness bit by bit.
"You don't need to be anxious. I'd like you to spend some time and slowly listen to me."
Natsume still couldn't respond. But this time, she didn't avert her gaze.
The room with just the two of them was covered by another silence.
After a period of time, Natsume slowly nodded slightly.
The sunlight outside the window had already reached its highest noontime point. The clamorous sound of cicadas rang out just like she remembered.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Tapi."......Aku."Yasuzumi membuka mulutnya. Natsume kios dan reflexively mengubah pandangan matanya ke arahnya."Aku punya banyak hal yang harus saya katakan."Yasuzumi's ekspresi terdiri. Dia tidak marah, atau apakah dia sedih atau tersenyum. Ia adalah tidak berubah dari biasa. Benar, orang ini selalu seperti ini. Dia tidak pernah tahu apa yang ia berpikir. Oleh karena itu, dia tidak baik dalam berurusan dengan-nya.Tapi sekarang, tenang dan sikap terdiri lega Natsume's kekakuan sedikit demi sedikit."Anda tidak perlu cemas. Saya ingin Anda untuk meluangkan waktu dan perlahan-lahan mendengarkan aku."Natsume masih tidak bisa merespon. Tapi kali ini, dia tidak menghindari pandangan matanya.Kamar dengan hanya dua dari mereka ditutupi oleh keheningan lain.Setelah periode waktu, Natsume perlahan-lahan mengangguk sedikit.Sinar matahari di luar jendela sudah mencapai titik tertingginya siang hari. Clamorous suara jangkrik berdering seperti Dia teringat.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tapi.
"...... Aku."
Yasuzumi membuka mulutnya. Natsume tanpa kata dan refleks mengalihkan pandangannya ke arahnya.
"Saya memiliki banyak hal yang harus saya katakan."
Ekspresi Yasuzumi yang terdiri. Dia tidak marah, juga tidak sedih atau tersenyum. Dia berubah dari biasanya. Benar, orang ini selalu seperti ini. Dia tidak pernah tahu apa yang sedang dipikirkannya. Oleh karena itu, dia tidak pandai berurusan dengan dia.
Tapi sekarang, sikap tenang dan tenang nya lega Natsume kekakuan sedikit demi sedikit.
"Anda tidak perlu cemas. Saya ingin Anda untuk meluangkan waktu dan perlahan-lahan mendengarkan padaku. "
Natsume masih bisa tidak merespon. Tapi kali ini, ia tidak menghindari tatapannya.
Ruangan dengan hanya dua dari mereka ditutupi oleh keheningan lain.
Setelah beberapa waktu, Natsume perlahan mengangguk sedikit.
Sinar matahari di luar jendela sudah mencapai titik tertinggi siang. Suara riuh dari jangkrik terdengar seperti ia ingat.