The towering monument symbolizes th

The towering monument symbolizes the philosophy of Lingga and Yoni. Lingga resembles rice pestle (alu) and Yoni resembles mortar rice (lesung) , two important items in indonesia agricultural tradition.
The construction began in 1961 under the direction of president soekarno. The monument was opened to the public in 1975. It is topped by a flame covered with gold foil. The monument and museum is opened daily from 08.00-15.00 every day throughout the week , except for the last monday of the month.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Monumen menjulang filosofi Lingga dan Yoni. Lingga menyerupai beras lesung (alu) dan Yoni mirip nasi lumpang (lesung), dua item penting dalam tradisi pertanian indonesia. Pembangunan dimulai tahun 1961 di bawah pimpinan Presiden soekarno. Monumen ini dibuka untuk umum pada tahun 1975. Itu diakhiri dengan api ditutupi dengan foil emas. Monumen dan museum yang dibuka setiap hari dari pukul 08.00-15.00 setiap hari selama seminggu, kecuali Senin terakhir bulan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Monumen yang menjulang melambangkan filosofi Lingga dan Yoni. Lingga menyerupai alu padi (alu) dan Yoni menyerupai beras mortar (lesung), dua item penting dalam tradisi pertanian Indonesia.
Konstruksi dimulai pada tahun 1961 di bawah arahan presiden soekarno. Monumen ini dibuka untuk umum pada tahun 1975. Hal ini diatapi oleh api ditutupi dengan kertas emas. Monumen dan museum dibuka setiap hari dari 08.00-15.00 setiap hari sepanjang minggu, kecuali untuk Senin terakhir bulan.