It is immediately obvious that Haze

It is immediately obvious that Hazel isn't the typical teenage girl from Indianapolis. She is—conscientiously speaking—old for her age, as we see when she's contrasted with her friend Kaitlyn. By comparison, Hazel is far more thoughtful and considerate about her actions than Kaitlyn, and she is far more analytical. One of Hazel’s defining characteristics is her wish to tread lightly upon the world. She desperately wants to mitigate the harm caused by her existence on Earth. Though this outlook on life is dramatically different from Augustus’s, over the course of the novel the teens are able to learn a lot from one another.

Hazel’s transcendent journey throughout the novel is truly multifaceted. Physically speaking, we witness Hazel grow weaker. This change is apparent in the fact that she uses the stairs at Support Group at the beginning of the novel and opts for the elevator near the novels end, as her physical condition deteriorates. The more nuanced aspect of Hazel’s journey revolves around her spiritual and philosophical understanding of death. At the beginning of the novel, Hazel obsesses over the impact her death will have on those around her. She fears getting close to anyone because she knows that her death, which isn't far off, will hurt anyone close to her. It makes her, as she puts it, a “grenade.” This fear appears most in regard to her mother. Once, when Hazel was near dying, she overheard her mother saying if Hazel dies she won't be a mother anymore, and that thought has stayed with Hazel. This fear motivates Hazel's mission to determine what happens to the characters at the end of An Imperial Affliction. She needs to affirm that everything turns out alright for Anna’s mother, so that she can convince herself that her parents will end up alright.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Hal ini segera jelas bahwa Hazel tidak gadis remaja yang khas dari Indianapolis. Dia-sadar berbicara-tua untuk usianya, seperti yang kita lihat saat dia kontras dengan temannya Kaitlyn. Sebagai perbandingan, Hazel jauh lebih bijaksana dan mempertimbangkan tentang tindakannya dari Kaitlyn, dan dia jauh lebih analitis. Salah satu karakteristik mendefinisikan Hazel adalah keinginannya untuk tapak ringan atas dunia. Dia sangat ingin untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh keberadaannya di Bumi. Meskipun pandangan ini hidup secara dramatis berbeda dari Augustus, selama novel remaja dapat belajar banyak dari satu sama lain. perjalanan transenden Hazel di seluruh novel ini adalah benar-benar beragam. Secara fisik berbicara, kita menyaksikan Hazel tumbuh lemah. Perubahan ini jelas dalam fakta bahwa ia menggunakan tangga di Support Group pada awal novel dan memilih untuk Lift dekat novel akhir, sebagai kondisi fisiknya memburuk. Aspek yang lebih bernuansa perjalanan Hazel berkisar pemahaman spiritual dan filosofis nya kematian. Pada awal novel, Hazel terobsesi atas dampak kematiannya akan memiliki pada orang-orang di sekelilingnya. Dia takut semakin dekat dengan siapa pun karena dia tahu bahwa kematiannya, yang tidak jauh, akan menyakiti siapa pun yang dekat dengannya. Itu membuat, karena ia katakan, sebuah "granat." Ketakutan ini muncul paling dalam hal ibunya. Suatu ketika, saat Hazel dekat sekarat, ia mendengar ibunya mengatakan jika Hazel meninggal dia tidak akan menjadi ibu lagi, dan pikiran yang telah tinggal dengan Hazel. Ketakutan ini memotivasi misi Hazel untuk menentukan apa yang terjadi pada karakter pada akhir An Imperial Penderitaan. Dia perlu menegaskan bahwa semuanya ternyata baik-baik saja untuk ibu Anna, sehingga ia bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa orangtuanya akan berakhir baik-baik saja.