Assumption of personal responsibili

Assumption of personal responsibility. As Lum (1996) noted, “clients who do not feel responsible for their problems may not invest their efforts in developing solutions unless they assume some personal responsibility for future change” (p. 251). Assuming personal responsibility is different from assuming blame for the abuser’s behavior. Battered women who feel powerless frequently see themselves as helpless. An empowerment belief is for battered women to begin taking responsibility for their future by actively attempting to change their situations.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Asumsi tanggung jawab pribadi. Sebagai Lum (1996) mencatat, "klien yang tidak merasa bertanggung jawab untuk masalah mereka mungkin tidak menginvestasikan upaya mereka dalam mengembangkan solusi kecuali mereka menganggap tanggung jawab pribadi untuk perubahan di masa depan" (p. 251). Dengan asumsi tanggung jawab pribadi ini berbeda dari asumsi menyalahkan untuk pelaku perilaku. Babak belur perempuan yang merasa tak berdaya sering melihat diri mereka sebagai tak berdaya. Keyakinan pemberdayaan adalah untuk babak belur wanita untuk mulai mengambil tanggung jawab untuk masa depan mereka oleh secara aktif berusaha untuk mengubah situasi mereka.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Asumsi tanggung jawab pribadi. Sebagai Lum (1996) mencatat, "klien yang tidak merasa bertanggung jawab untuk masalah mereka mungkin tidak berinvestasi upaya mereka dalam mengembangkan solusi kecuali mereka menganggap beberapa tanggung jawab pribadi untuk mengubah masa depan" (hal. 251). Dengan asumsi tanggung jawab pribadi berbeda dari asumsi menyalahkan perilaku pelaku. Babak belur wanita yang merasa tidak berdaya sering melihat diri mereka sebagai tak berdaya. Keyakinan pemberdayaan adalah bagi perempuan untuk mulai mengambil tanggung jawab atas masa depan mereka dengan secara aktif berusaha untuk mengubah situasi mereka.