The Shariat Appellate Bench (SAB) o

The Shariat Appellate Bench (SAB) of the Supreme Court of Pakistan has quoted what
Syed Mohammad Tantawi of Al Azhar (Egypt) considers about Qard and Dayn. He says:
“Qard (as a term) is more particular than Dayn, as it is that loan which a person gives to another
as help, charity or an advance for a certain time.    A Dayn is incurred either by way of rent
or sale or purchase or in any other way which leaves it as a debt to another. Duyun (debts)
ought to be returned without any profit since they are advanced to help the needy and meet their
demands and, therefore, the lender should not impose on the borrower more than what he had
lent.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Reinkarnasi banding bangku (SAB) Mahkamah Agung Pakistan telah dikutip apaSyekh Mohammad Tantawi Al Azhar (Mesir) menganggap tentang Qardh dan Dayn. Dia mengatakan:"Qardh (sebagai istilah) lebih khusus dari Dayn, karena pinjaman yang memberi orang lainsebagai bantuan, amal atau uang muka untuk waktu tertentu. Dayn dikenakan baik dengan cara sewaatau penjualan atau pembelian atau dengan cara lain yang meninggalkan sebagai utang yang lain. Duyun (utang)harus dikembalikan tanpa keuntungan karena mereka maju untuk membantu orang miskin dan memenuhi merekatuntutan dan, karenanya, kreditur tidak boleh memaksakan pada peminjam lebih dari apa yang iameminjamkan."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

The Shariat Banding Bench (SAB) dari Mahkamah Agung Pakistan telah dikutip apa
Syed Mohammad Tantawi dari Al Azhar (Mesir) menganggap tentang Qard dan Dayn. Dia mengatakan:
"Qard (sebagai istilah) lebih khusus dari Dayn, karena itu adalah bahwa pinjaman yang seseorang memberikan kepada yang lain
sebagai bantuan, amal atau uang muka untuk waktu tertentu. ? ? ? Sebuah Dayn tersebut terjadi baik dengan cara sewa
atau penjualan atau pembelian atau dengan cara lain yang daun itu sebagai utang yang lain. Duyun (utang)
harus dikembalikan tanpa keuntungan apapun karena mereka maju untuk membantu yang membutuhkan dan memenuhi mereka
tuntutan dan, oleh karena itu, pemberi pinjaman tidak harus memaksakan pada peminjam lebih dari apa yang telah
dipinjamkan. "