From equation 1a, Inflation depends

From equation 1a, Inflation depends on exchange rate, money supply, real GDP, and lagged inflation. It expected from theory that an increase in exchange rate, money supply, government spending and lagged inflation will increase inflation. This relationship is evident in the work of Aigbonkhan [3] and Omotor [28]. Real GDP is expected to have a negative relationship with inflation, i.e., as output of the economy increases inflation will reduce, because more goods are available in the system. We can specify equation 1a in an operational form for easy estimation below.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dari persamaan 1a, inflasi tergantung pada nilai tukar, uang beredar, PDB nyata dan inflasi tertinggal. Itu yang diharapkan dari teori bahwa peningkatan nilai tukar, uang beredar, pengeluaran pemerintah dan tertinggal inflasi akan meningkatkan inflasi. Hubungan ini jelas dalam karya Aigbonkhan [3] dan Omotor [28]. PDB nyata diharapkan memiliki hubungan yang negatif dengan inflasi, yaitu, keluaran ekonomi kenaikan inflasi akan mengurangi, karena barang-barang lebih tersedia dalam sistem. Kita dapat menentukan 1a persamaan dalam bentuk operasional untuk mudah estimasi di bawah ini.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dari persamaan 1a, Inflasi tergantung pada nilai tukar, uang beredar, GDP riil, dan inflasi tertinggal. Ini diharapkan dari teori bahwa peningkatan nilai tukar, uang beredar, pengeluaran pemerintah dan inflasi tertinggal akan meningkatkan inflasi. Hubungan ini jelas dalam karya Aigbonkhan [3] dan Omotor [28]. GDP riil diharapkan memiliki hubungan negatif dengan inflasi, yaitu, sebagai output ekonomi meningkatkan inflasi akan mengurangi, karena lebih banyak barang yang tersedia dalam sistem. Kita dapat menentukan persamaan 1a dalam bentuk operasional untuk memudahkan estimasi bawah.