he said as he pulled away.Tess’s ex

he said as he pulled away.
Tess’s expression fell but she quickly covered it with a smile. “It is pretty late.”
“Do you need help cleaning up?” What had been a perfect moment crashed and burned with the same intensity of his girls’ going at it in Tess’s kitchen.
“I’ve got it,” Tess reassured him. She stifled a giggle as another angry shriek rent the air. “I have a feeling if you don’t put them to bed, someone’s going to draw blood.”
Tess probably didn’t realize how close that was to the truth. “Girls!” Carter barked. “You’ve got ten seconds to get your little butts in line. Understand?” The screeching continued. So much for the big tough dad. “Thanks for dinner, Tess. It was really great.”
He pushed himself up from his chair and jogged for the house. Damn. What he really wanted to do was turn around and finish what he’d started with Tess.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

katanya sambil ia menarik diri.Tess ekspresi jatuh namun ia dengan cepat tertutup dengan senyum. "Sudah sangat terlambat.""Apakah Anda perlu membantu membersihkan?" Apa yang telah sempurna saat jatuh dan terbakar dengan intensitas sama anak-anak perempuannya akan hal itu di dapur Tess."Aku punya itu," Tess meyakinkan dia. Dia menahan tawa sebagai jeritan marah lain menyewa udara. "Aku punya perasaan jika Anda tidak menempatkan mereka ke tempat tidur, seseorang akan menggambar darah."Tess mungkin tidak menyadari seberapa dekat itu adalah kebenaran. "Girls!" Carter menyalak. "Kau punya sepuluh detik untuk mendapatkan pantat Anda kecil dalam baris. Mengerti?" Melengking terus. Begitu banyak untuk ayah sulit besar. "Terima kasih untuk makan malam, Tess. Itu benar-benar hebat."Dia mendorong dirinya dari kursi dan berlari untuk rumah. Sialan. Apa yang dia benar-benar ingin lakukan adalah berbalik dan menyelesaikan apa yang ia telah mulai dengan Tess.