Shibaid stood up from his kneeling

Shibaid stood up from his kneeling posture, looked at Shin’s face and agreed. Though Shin, as the master, didn’t change, Shibaid presented his right hand when he answered happily.

“Once again, please take care of me.”

“Yeah.”

Shin also grasped that hand. The sizes of their hands were too different, it was like an adult’s and a child’s.

“Well then, we can’t talk while standing forever. Let’s continue while drinking tea.”

Shibaid prompted Shin with a terrific speed of change.

“That right…Hey, those two people there. Come over here.”

“Eh!? Ah yes…”

“Yes, sir…”

Shin also called out to Tiera and Cuore, who stiffened up when Shibaid knelt, and sat on a sofa.

It was a situation that seemed impossible with this world’s common sense for the two people, as their thoughts were frozen. Though they got used to seeing Schnee and Girard acted like that, they might be shocked because it was the first time for them to see Shibaid thoroughly showing his allegiance. From an ordinary view, Girard and Shibaid, were without a doubt, said to be heroes.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Shibaid berdiri dari posturnya berlutut, memandang wajah Shin dan setuju. Meskipun Shin, sebagai master, tidak berubah, Shibaid disajikan tangan kanan-Nya ketika dia menjawab dengan gembira."Sekali lagi, harap mengurus saya.""ya."Shin juga memahami bahwa tangan. Ukuran dari tangan mereka terlalu berbeda, itu seperti orang dewasa dan anak."Kalau begitu, kita tidak dapat berbicara sambil berdiri selamanya. Mari kita lanjutkan sambil minum teh."Shibaid diminta Shin dengan kecepatan hebat perubahan."Itu benar... Hei, mereka dua orang di sana. Datang ke sini!""Eh!? Ah ya... ""Ya, sir..."Shin juga disebut Tiera dan Cuore, yang kaku up ketika Shibaid berlutut, dan duduk di sofa.Ini adalah situasi yang tampak mustahil dengan akal sehat di dunia ini untuk dua orang, saat pikiran mereka beku. Meskipun mereka terbiasa melihat Schnee dan Girard bertindak seperti itu, mereka mungkin terkejut karena itu adalah pertama kalinya bagi mereka untuk melihat Shibaid benar-benar menampilkan kesetiaan Nya. Dari pandangan yang luar biasa, Girard dan Shibaid, yang tanpa ragu, dikatakan sebagai pahlawan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Shibaid berdiri dari postur berlutut nya, menatap wajah Shin dan setuju. Meskipun Shin, sebagai master, tidak berubah, Shibaid disajikan tangan kanannya ketika ia menjawab dengan senang hati.

"Sekali lagi, harap berhati-hati dari saya."

"Ya."

Shin juga menggenggam tangan itu. Ukuran tangan mereka terlalu berbeda, itu seperti orang dewasa dan anak.

"Kalau begitu, kita tidak bisa bicara sambil berdiri selamanya. Mari kita lanjutkan sambil minum teh. "

Shibaid diminta Shin dengan kecepatan yang hebat perubahan.

" Itu benar ... Hey, dua orang di sana. Datang ke sini. "

" Eh !? Ah ya ... "

" Ya, Pak ... "

Shin juga memanggil Tiera dan Cuore, yang menegang ketika Shibaid berlutut, dan duduk di sofa.

Ini adalah situasi yang tampaknya mustahil dengan akal sehat ini dunia untuk dua orang, sebagai pikiran mereka dibekukan. Meskipun mereka terbiasa melihat Schnee dan Girard bertindak seperti itu, mereka mungkin terkejut karena itu adalah pertama kalinya bagi mereka untuk melihat Shibaid menyeluruh menunjukkan kesetiaannya. Dari pandangan biasa, Girard dan Shibaid, yang tanpa diragukan lagi, dikatakan pahlawan.