As Giri (2002, p. 4) argues that “a major gap has always existed betwe terjemahan - As Giri (2002, p. 4) argues that “a major gap has always existed betwe Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

As Giri (2002, p. 4) argues that “a

As Giri (2002, p. 4) argues that “a major gap has always existed between
affluent people living in developed societies with an access to modern information
technology and underprivileged people living in many parts rural communities in
underdeveloped countries”, it is understandable if the digital divide reflects
broader context of social and economic relations between developed and
developing countries.
The ideal explanation is that the digital divide manifests with socioeconomic
disparities. These disparities as believed will produce what Fuchs and
Horak (2008, p. 4) call “classes of winners and losers of the information society”.
For example, users who have more experiences with internet are more likely to
have a higher socio-economic status and others who have less experience are
poor. Likewise, flow of information not only created great opportunity for firms in
developing countries to conduct trade and business on global scale. In other
words, being disconnected is equvalent to less opportunity. Van Dijk ( 2005 )
even reflects that “the disconnected class has less chances on the labour market,
less educational opportunities, less chances of participation in politics and
society”. Hence, the digital divide will almost likely affect the social and
economic progress in developing countries.
1332/5000
Dari: Inggris
Ke: Bahasa Indonesia
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
Sebagai Giri (2002, MS 4) berpendapat bahwa "kesenjangan besar telah sentiasa wujud antaraorang kaya yang tinggal di dikembangkan masyarakat dengan akses ke informasi modernteknologi dan kurang mampu orang-orang yang tinggal di banyak bagian masyarakat pedesaan dinegara-negara terbelakang", hal ini dapat dimengerti jika kesenjangan digital mencerminkankonteks yang lebih luas hubungan sosial dan ekonomi antara dikembangkan dannegara-negara berkembang.Penjelasan ideal adalah bahwa kesenjangan digital memanifestasikan dengan sosial ekonomikesenjangan. Perbedaan ini sebagai dipercaya akan menghasilkan Fuchs apa danHorak (2008, p. 4) menyebut "kelas pemenang dan pecundang masyarakat informasi".Sebagai contoh, pengguna yang memiliki lebih banyak pengalaman dengan internet lebih cenderungmemiliki status sosial-ekonomi yang lebih tinggi dan orang lain yang memiliki sedikit pengalamanmiskin. Demikian juga, arus informasi tidak hanya menciptakan kesempatan besar bagi perusahaan dalamnegara-negara berkembang untuk melakukan perdagangan dan bisnis skala global. Di lain-lainkata-kata, terputus adalah equvalent kesempatan lebih sedikit. Van Dijk (2005)bahkan mencerminkan bahwa "kelas terputus memiliki sedikit kemungkinan di pasar tenaga kerja,kurang kesempatan pendidikan, kurang kemungkinan partisipasi dalam politik danmasyarakat". Oleh karena itu, kesenjangan digital hampir kemungkinan akan mempengaruhi sosial dankemajuan ekonomi di negara berkembang.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Bahasa Indonesia) 2:[Salinan]
Disalin!
As Giri (2002, p. 4) argues that “a major gap has always existed between
affluent people living in developed societies with an access to modern information
technology and underprivileged people living in many parts rural communities in
underdeveloped countries”, it is understandable if the digital divide reflects
broader context of social and economic relations between developed and
developing countries.
The ideal explanation is that the digital divide manifests with socioeconomic
disparities. These disparities as believed will produce what Fuchs and
Horak (2008, p. 4) call “classes of winners and losers of the information society”.
For example, users who have more experiences with internet are more likely to
have a higher socio-economic status and others who have less experience are
poor. Likewise, flow of information not only created great opportunity for firms in
developing countries to conduct trade and business on global scale. In other
words, being disconnected is equvalent to less opportunity. Van Dijk ( 2005 )
even reflects that “the disconnected class has less chances on the labour market,
less educational opportunities, less chances of participation in politics and
society”. Hence, the digital divide will almost likely affect the social and
economic progress in developing countries.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: ilovetranslation@live.com