Relating to the different effects o

Relating to the different effects of the two altruistic motives, Becker-Olsen et al. (2006) further proposed that a corporate social initiative implemented as a reaction to some negative actions and external pressures, such as consumer boycott, would likely decrease the perceived trust and honesty of the firm among consumers. The results support this proposition by showing that a company described as implementing a reactive initiative is perceived as less credible than a company described as implementing a proactive initiative (Becker-Olsen et al. 2006). These findings thus suggest that companies can gain high CSM credibility only when their CSM involvement is viewed as proactive and being motivated by sincere intentions (i.e., value-driven), leading to the following proposition:

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Berkaitan dengan efek yang berbeda dari motivasi altruistik dua, Becker-Olsen et al. (2006) lebih lanjut mengusulkan bahwa inisiatif sosial korporat yang diimplementasikan sebagai reaksi terhadap beberapa tindakan negatif dan tekanan eksternal, seperti boikot konsumen, kemungkinan akan menurunkan dirasakan kepercayaan dan kejujuran perusahaan antara konsumen. Hasil mendukung proposisi ini dengan menunjukkan bahwa sebuah perusahaan yang digambarkan sebagai pelaksana sebuah inisiatif reaktif dianggap sebagai kurang kredibel dari sebuah perusahaan yang digambarkan sebagai pelaksana sebuah inisiatif proaktif (Becker-Olsen et al., 2006). Temuan ini dengan demikian menyarankan bahwa perusahaan dapat memperoleh tinggi CSM kredibilitas hanya ketika keterlibatan CSM mereka dipandang sebagai proaktif dan menjadi termotivasi oleh niat tulus (yaitu nilai-driven), terkemuka untuk proposisi berikut:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Berkaitan dengan efek yang berbeda dari dua motif altruistik, Becker-Olsen et al. (2006) lebih lanjut mengemukakan bahwa inisiatif sosial perusahaan dilaksanakan sebagai reaksi terhadap beberapa tindakan negatif dan tekanan eksternal, seperti boikot konsumen, kemungkinan akan menurunkan kepercayaan yang dirasakan dan kejujuran dari perusahaan di kalangan konsumen. Hasil mendukung proposisi ini dengan menunjukkan bahwa perusahaan digambarkan sebagai menerapkan inisiatif reaktif dianggap kurang kredibel dari perusahaan digambarkan sebagai menerapkan inisiatif proaktif (Becker-Olsen et al. 2006). Temuan ini menunjukkan bahwa dengan demikian perusahaan dapat memperoleh kredibilitas CSM tinggi hanya ketika keterlibatan CSM mereka dipandang sebagai proaktif dan termotivasi oleh niat yang tulus (yaitu, nilai-driven), yang mengarah ke proposisi berikut: