Self-recognition develops at around

Self-recognition develops at around age 2.
As we grow older, this rudimentary self-concept becomes more complex.
Typically, a child’s self-concept is concrete, with references to clear-cut, easily observable characteristics like age, sex, neighborhood, and hobbies.
As we mature, we place less emphasis on physical characteristics and more on psychological states (our thoughts and feelings) and on how other people judge us.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Diri-pengakuan yang berkembang di sekitar usia 2.Saat kita beranjak tua, konsep-diri dasar ini menjadi lebih kompleks.Biasanya, konsep-diri anak beton, dengan referensi untuk karakteristik yang jelas, mudah diamati seperti umur, jenis kelamin, lingkungan, dan hobi.Seperti yang kita matang, kami menempatkan kurang penekanan pada karakteristik fisik dan psikologis negara-negara (kami pikiran dan perasaan) serta bagaimana orang lain menilai kami.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Self-pengakuan berkembang pada sekitar usia 2.
Ketika kita tumbuh tua, konsep diri dasar ini menjadi lebih kompleks.
Biasanya, konsep diri anak adalah beton, dengan referensi untuk membersihkan-potong, mudah karakteristik diamati seperti usia, jenis kelamin, lingkungan, dan hobi.
Seperti yang kita dewasa, kita menempatkan kurang penekanan pada karakteristik fisik dan lebih pada keadaan psikologis (pikiran dan perasaan) dan bagaimana orang lain menilai kita.