In the post-colonial era, the Dongh

In the post-colonial era, the Donghak Revolution was taken up by
both the North and South Korean states. During this period each state
desperately needed a means to legitimize its respective regime as the
rightful government of the country. They also needed to overcome
the national feelings of devastation and hopelessness caused by the
Korean War of 1950–1953, the humiliation of Japanese colonialism,
and unflattering Western stereotypes regarding the country. Both
states quickly realized that the key to stimulating nationalism and
economic growth lay in history, and each regime soon produced official

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dalam era pasca-kolonial, revolusi Donghak adalah diambil olehnegara-negara Utara dan Korea Selatan. Selama periode ini masing-masing negarasangat membutuhkan sarana untuk melegitimasi rezim yang masing-masing sebagaihak pemerintah negara. Mereka juga diperlukan untuk mengatasiperasaan nasional kehancuran dan keputusasaan yang disebabkan olehPerang Korea 1950-1953, penghinaan kolonialisme Jepang,dan stereotip Barat tidak menarik mengenai negara. KeduaSerikat dengan cepat menyadari bahwa kunci untuk merangsang nasionalisme danpertumbuhan ekonomi berbaring dalam sejarah, dan masing-masing rezim segera diproduksi resmi

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam era pasca-kolonial, Revolusi Donghak diambil oleh
kedua Utara dan negara Korea Selatan. Selama periode ini masing-masing negara
sangat dibutuhkan sarana untuk melegitimasi rezim masing-masing sebagai
pemerintah yang sah dari negara. Mereka juga diperlukan untuk mengatasi
perasaan nasional kehancuran dan keputusasaan yang disebabkan oleh
Perang Korea 1950-1953, penghinaan kolonialisme Jepang,
dan stereotip Barat tidak menarik mengenai negara. Kedua
negara cepat menyadari bahwa kunci untuk merangsang nasionalisme dan
pertumbuhan ekonomi berbaring dalam sejarah, dan masing-masing rezim segera diproduksi resmi