Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Perspektif dalam strategis HRM 1451kinerja. Youndt dan Snell (2004) ditemukan bahwa modal manusia dimediasi kapal hubungan antara beberapa konfigurasi HR dan kinerja perusahaan. Beberapa lainnya penelitian-ers meneliti pengaruh individu HR praktek daripada sistem HR pada kinerja perusahaan dan menemukan hasil yang sama tentang peran mediasi modal manusia (Cabello-Madinah et al., 2011; Hsu et al., 2007). Melihat bersama-sama, penelitian ini menyoroti peranan penting modal manusia sebagai mekanisme mediasi antara sistem HR dan metrik kinerja.Perspektif lain, perspektif perilaku di strategis HRM (Jackson et al., 1989; Schuler dan Jackson, 1987), berpendapat bahwa peran berbeda perilaku diperlukan untuk strategi yang berbeda yang perusahaan mengejar. 'Teori berfokus pada perilaku karyawan sebagai mediator antara strategi dan kinerja perusahaan' (Wright dan McMahan, 1992, MS 303), atau 'antara praktek-praktek HR dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan' (McMahan et al., 1999, ms. 106). Logika umum perspektif ini adalah bahwa HR praktik dikerahkan yang diperlukan untuk memastikan bahwa karyawan dalam konteks tertentu menampilkan perilaku peran sesuai untuk membantu mencapai tujuan unit. Seperti yang disarankan oleh perspektif perilaku HRM strategis, karyawan pekerjaan yang menguntungkan sikap dan perilaku yang dibutuhkan oleh tujuan strategis diharapkan hasil dari majikan investasi dalam sistem HR.Somewhat related, other researchers have incorporated organizational climate litera-ture and social exchange theory as relevant perspectives for factors mediating the HR–performance relationship. Drawing from the organizational climate literature, researchers have suggested that individuals can develop a shared perception of organi-zations’ formal and informal policies, practices, and procedures (Reichers and Schneider, 1990). The shared perception can indicate what behaviour is appropriate in a given work environment and how employees are expected to perform towards organizational objectives (Schneider, 1983). HR systems have been suggested as an important antecedent to organizational climate which can further influence employee attitudes and behaviours and subsequent firm performance (Lepak et al., 2006; Ostroff and Bowen, 2000). Rogg et al. (2001) focused on the general climate of coordination, customer orientation, employee commitment, and managerial competence and found that the relationship between HR systems and customer satisfaction was fully mediated by general climate. Similarly, Collins and Smith (2006) found that commitment-based HR systems facilitated organizational social climate of trust, coordination, and shared codes and language which further related to knowledge exchange and combination as well as relevant firm performance. Researchers have also examined the mediating role of specific organizational climate with similar results. Chuang and Liao (2010), as an example, found that high performance work systems facilitated two types of strategically targeted organizational climate – concern for customers and concern for employees, which in turn promoted employees’ service performance and helping behaviour as well as retail stores’ marketing performance.Ketika memeriksa karyawan sikap dan perilaku dan pengaruhnya terhadap perusahaan per-formance di tingkat unit analisis, para peneliti juga telah menggunakan teori pertukaran sosial untuk mengutarakan mekanisme mediasi. Teori pertukaran sosial berfokus pada komponen motiva-mem hubungan karyawan – organisasi dan menyediakan wawasan hal-ing implikasi dari kesesuaian antara rangsangan disediakan dan diharapkan
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
