In general we drove to the quarter

In general we drove to the quarter and now only daytime, because all verlichtingsornamenten in the cars were gone. The remise Matramanweg was completely unusable: traces and catenary systems were gone, this was also the case with the previously abandoned journey along the old Jacatraweg. The remodelling was depleted: the lines 3 and 4 ended up on the Glodokplein,Line 2 and 6 were being lifted, line 1 reed only of Kramat to Viaduct Master and line 5 only Cornelis but on the Journey Tanah Abang-Kramat . In August 1946, line 2, Menteng-Harmonie , back in business.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Secara umum kami melaju ke quarter dan sekarang hanya siang hari, karena semua verlichtingsornamenten di dalam mobil yang hilang. Remise Matramanweg adalah benar-benar unusable: jejak dan catenary sistem telah pergi, ini juga halnya dengan perjalanan sebelumnya ditinggalkan sepanjang Jacatraweg tua. Model habis: jalur 3 dan 4 yang berakhir di Glodokplein, jalur 2 dan 6 yang sedang terangkat, baris 1 reed hanya dari Kramat ke Viaduct Master dan garis Cornelis hanya 5 tetapi pada perjalanan Tanah Abang-Kramat. Di bulan Agustus 1946, jalur 2, Menteng-Harmonie, kembali dalam bisnis.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Secara umum kami melaju ke kuartal dan sekarang hanya siang hari, karena semua verlichtingsornamenten dalam mobil yang hilang. The remise Matramanweg benar-benar tidak dapat digunakan: jejak dan sistem catenary pergi, ini juga terjadi dengan perjalanan sebelumnya ditinggalkan sepanjang Jacatraweg tua. Renovasi sudah habis: garis 3 dan 4 berakhir di Glodokplein, Saluran 2 dan 6 yang diangkat, jalur 1 buluh hanya dari Kramat ke Viaduct Guru dan jalur 5 hanya Cornelis tetapi pada Journey Tanah Abang-Kramat. Pada bulan Agustus 1946, jalur 2, Menteng-Harmonie, kembali bisnis.