household level socio-economic vari

household level socio-economic variables, were
analysed in relation to farm labour supply. The data
suggested an ageing farm labour force in the study
area, Abia State. This result could be applied to the
entire southeastern Nigeria, since the rural life and
agricultural characteristics are largely homogeneous.
Certain household-level socio-economic factors
including migration, primary occupation, level of
education, and others were analysed with regard to
their influence on household adult equivalent labour
supply. With a coefficient of multiple determination
(R2-value) of 0.895 and a highly significant F-ratio,
the regression model showed that the socio-economic
variables strongly influenced adult equivalent labour
supply. It is suggested that governments and policy
makers must articulate rural development strategies
that can reduce the high rate of youth outmigration
from rural areas. Also, effort should be made to once
more encourage young people in rural foodcrop
production. It is also suggested that agricultural
mechanization programmes be introduced in land-rich
rural communities in the state.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

rumah tangga tingkat variabel sosio-ekonomi,dianalisis dalam kaitannya dengan penyediaan tenaga kerja pertanian. Datapenuaan pertanian tenaga kerja dalam studi yang disarankanwilayah, negara Abia. Hasil ini dapat diterapkan untukseluruh Nigeria Tenggara, sejak kehidupan pedesaan danpertanian karakteristik sebagian besar homogen.Faktor-faktor sosio-ekonomi tingkat rumah tangga tertentutermasuk migrasi, tonggak utama mata, tingkatpendidikan, dan lain-lain yang dianalisis denganpengaruh mereka pada rumah tangga pekerja setara dewasapasokan. Dengan koefisien dari beberapa penentuan(R2-nilai) dari 0.895 dan sangat signifikan F-rasio,model regresi menunjukkan bahwa sosial-ekonomivariabel sangat dipengaruhi dewasa tenaga kerja yang setarapasokan. Disarankan bahwa pemerintah dan kebijakanpembuat harus mengartikulasikan strategi pembangunan pedesaanyang dapat mengurangi tingkat tinggi pemuda outmigrationdari daerah pedesaan. Juga, usaha harus dibuat untuk sekalilebih mendorong orang-orang muda di pedesaan foodcropproduksi. Hal ini juga menyarankan bahwa pertanianprogram-program mekanisasi diperkenalkan di tanah kayamasyarakat pedesaan di negara bagian.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

tingkat rumah tangga variabel sosio-ekonomi, yang
dianalisis dalam kaitannya dengan pasokan tenaga kerja pertanian. Data
menyarankan angkatan kerja pertanian penuaan dalam studi
area, Abia. Hasil ini dapat diterapkan pada
seluruh bagian tenggara Nigeria, karena kehidupan pedesaan dan
karakteristik pertanian sebagian besar homogen.
Beberapa rumah tangga tingkat faktor-faktor sosial-ekonomi
termasuk migrasi, pekerjaan utama, tingkat
pendidikan, dan lain-lain dianalisis berkaitan dengan
pengaruh mereka pada rumah tangga dewasa kerja sama
pasokan. Dengan koefisien determinasi berganda
(R2-value) dari 0,895 dan F-rasio yang sangat signifikan,
model regresi menunjukkan bahwa sosial-ekonomi
sangat dipengaruhi variabel dewasa kerja sama
pasokan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan kebijakan
pembuat harus mengartikulasikan strategi pembangunan pedesaan
yang dapat mengurangi tingginya tingkat migrasi keluar muda
dari daerah pedesaan. Juga, upaya harus dilakukan untuk sekali
lagi mendorong kaum muda di pedesaan foodcrop
produksi. Hal ini juga menyarankan bahwa pertanian
program mekanisasi akan diperkenalkan pada kaya tanah
masyarakat pedesaan di negara bagian.