A T-score compares the patient’s me

A T-score compares the patient’s measured BMD to the mean BMD of a healthy,
young (20- to 29-year-old), gender-matched, white referencepopulation. The T-score
is the number of standard deviations from the mean of the reference population.

Diagnosis of osteoporosis is based on low-trauma fracture or central hip and/or spine
DXA using WHO T-score thresholds. Normal bone mass is T-score above −1, low
bone mass (osteopenia) is T-score between −1 and −2.4, and osteoporosis is T-score
at or below −2.5

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

T-Skor membandingkan pasien BMD diukur dengan rata-rata BMD sehat,muda (20 - untuk 29-year-old), cocok gender, putih referencepopulation. T-Skoradalah jumlah standar deviasi dari rata-rata penduduk referensi.Diagnosis osteoporosis didasarkan pada rendah-trauma fraktur pusat pinggul atau tulang belakangDXA menggunakan ambang WHO T-Skor. Tulang normal massa adalah T-Skor di atas −1, rendahmassa tulang (osteopenia) adalah T-Skor antara −1 dan −2.4, dan osteoporosis adalah T-Skorpada atau di bawah −2.5

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sebuah T-skor membandingkan pasien diukur BMD dengan rata-rata BMD yang sehat,
muda (20 sampai 29 tahun), cocok gender, referencepopulation putih. T-skor
adalah jumlah standar deviasi dari mean dari populasi referensi.

Diagnosis osteoporosis berdasarkan fraktur-trauma rendah atau hip pusat dan / atau tulang
DXA menggunakan WHO T-skor ambang. Massa tulang normal adalah T-skor di atas -1, rendah
massa tulang (osteopenia) adalah T-skor antara -1 dan -2,4, dan osteoporosis adalah T-score
pada atau di bawah -2.5