In Panel B we report the number of

In Panel B we report the number of firm observations by year. The number of firms in our sample increases considerably throughout the 1990s, reaches a peak in 2001, and generally declines thereafter. These numbers appear to reflect the booming stock market during the 1990s, followed by the post-bubble bust around the turn of the century.In Panel C we present the distribution of firms across industries. More than half of the firms belong to the manufacturing industry. Besides manufacturing, five other industries have a sample size above 5,000 observations;construction (5,392), wholesale trade (7,344), retail trade(7,561), information (8,344), and professional, scientific,
and technical services (5,925). The only industry with less than 300 observations is the management of companies and enterprises category with 89 firm-years.In Panel D we report the distribution of firms across countries. There are 34 civil law countries and 18 common law countries in our sample. Consistent with La Porta,Lopez-de-Silanes, Shleifer, and Vishny (2000), firms in common law countries are more likely to pay dividends than firms in civil law countries (78.82% versus 68.55%,respectively). Similarly, firms in common law countries pay larger dividends than firms in civil law countries(2.22% versus 1.53% of sales, respectively). We also note that over half of our sample firm-years are from three countries: US (38,684), Japan (23,044), and the UK
(10,367). This skewness is present in most international studies regardless of the data vendor.We show that our results are unaffected by the disproportionate presence of US, Japanese, and UK firms in a subsequent section.The results in Panel D highlight the issue raised in our introduction. Australia, the UK, and Canada are all

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam Panel B kami melaporkan jumlah observasi perusahaan tahun. Jumlah perusahaan di meningkat sampel kami jauh sepanjang 1990-an, mencapai puncaknya pada tahun 2001, dan umumnya menurun setelahnya. Angka-angka ini tampaknya mencerminkan pasar saham booming pada 1990-an, diikuti oleh bust pasca-gelembung sekitar pergantian Panel century.In C kami menyajikan distribusi perusahaan di industri. Lebih dari setengah dari perusahaan-perusahaan milik industri manufaktur. Selain manufaktur, lima industri lainnya memiliki ukuran sampel di atas 5.000 observasi; konstruksi (5392), perdagangan grosir (7344), perdagangan eceran (7561), informasi (8344), dan profesional, ilmiah,
dan layanan teknis (5925). Satu-satunya industri dengan kurang dari 300 pengamatan adalah manajemen perusahaan dan perusahaan kategori dengan 89 firm-years.In Panel D kami melaporkan distribusi perusahaan di seluruh negara. Ada 34 negara hukum perdata dan 18 negara hukum umum dalam sampel kami. Konsisten dengan La Porta, Lopez-de-silane, Shleifer, dan Vishny (2000), perusahaan di negara hukum umum lebih mungkin untuk membayar dividen dari perusahaan-perusahaan di negara-negara hukum perdata (78,82% berbanding 68,55%, masing-masing). Demikian pula, perusahaan-perusahaan di negara hukum umum membayar dividen lebih besar dari perusahaan-perusahaan di negara-negara hukum perdata (2.22% berbanding 1,53% dari penjualan, masing-masing). Kami juga mencatat bahwa lebih dari setengah dari sampel perusahaan-tahun kami dari tiga negara: Amerika Serikat (38.684), Jepang (23.044), dan Inggris
(10.367). Skewness ini hadir dalam kebanyakan studi internasional terlepas dari data vendor.We menunjukkan bahwa hasil kami tidak terpengaruh oleh kehadiran yang tidak proporsional dari AS, Jepang, dan perusahaan Inggris dalam hasil section.The berikutnya di Panel D menyorot isu yang diangkat dalam pengantar kami . Australia, Inggris, dan Kanada semua