Global Research (Centre for Researc

Global Research (Centre for Research on Globalization)
If one was only to read mainstream news in the West, you would probably be inculcated with the myth that Islamic State (ISIS) appeared almost out of thin air and many governments in the Western world have been completely shocked by the rise of this terror group. Perhaps you would correctly blame the 2003 invasion and occupation of Iraq as a major reason why such extreme groups gained power in the region, in addition to blaming certain governments for supposedly marginalizing Sunni’s.
But what most mainstream readers will be miserably ignorant of is the fact that one of the main opposition groups fighting the Bashar al-Assad government in Syria has been itself, a group that has been trained, funded, aided and armed by NATO countries in collusion with Saudi Arabia, Qatar and Israel (to name a few). This reality has been completely omitted in numerous corporate media publications, once again demonstrating the inept and deceptive nature of mainstream news.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Global penelitian (pusat penelitian globalisasi)Jika salah satu adalah hanya untuk membaca berita utama di Barat, Anda akan mungkin ditanamkan dengan mitos bahwa Islam negara (ISIS) muncul hampir dari udara tipis dan banyak pemerintah di dunia Barat telah benar-benar terkejut oleh munculnya kelompok teror ini. Mungkin Anda dengan benar akan menyalahkan 2003 invasi dan pendudukan Irak sebagai alasan utama mengapa kelompok-kelompok ekstrim mendapatkan kekuasaan di wilayah tersebut, selain menyalahkan pemerintah tertentu untuk seharusnya meminggirkan Sunni's.Tapi apa pembaca yang paling utama akan merana bodoh adalah kenyataan bahwa salah satu kelompok oposisi utama pertempuran Bashar al-Assad pemerintah di Suriah telah itu sendiri, sebuah kelompok yang telah dilatih, didanai, dibantu dan dipersenjatai oleh negara-negara NATO dalam kolusi dengan Arab Saudi, Qatar dan Israel (untuk nama beberapa). Kenyataan ini telah benar-benar dihilangkan dalam berbagai publikasi media korporasi, sekali lagi menunjukkan sifat tidak kompeten dan menipu berita utama.