at the higher education level, as d

at the higher education level, as discussed in chapter 2, the personalized system of instruction (Psi) gained an enthusiastic following, as it provided a practical model for organizing the college classroom around a self-study mode. in corporate training and other nonformal education settings, programmed materials, especially audiovisual modules, gained a strong foothold. These settings were not predesigned to be teacher centered, so it was easier to adapt to a self-study format.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

pada tingkat pendidikan tinggi, seperti yang dibahas dalam Bab 2, sistem personalisasi instruksi (Psi) memperoleh antusias mengikuti, seperti itu memberikan sebuah model yang praktis untuk pengorganisasian kelas perkuliahan di college di sekitar modus belajar sendiri. dalam pelatihan korporat dan pendidikan non-formal pengaturan lainnya, diprogram bahan, terutama audiovisual modul, memperoleh pijakan yang kuat. Pengaturan ini bukanlah pradesain untuk menjadi guru yang berpusat, sehingga lebih mudah beradaptasi ke format belajar sendiri.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

di tingkat pendidikan yang lebih tinggi, seperti yang dibahas dalam bab 2, sistem personalisasi instruksi (Psi) memperoleh berikut antusias, karena disediakan model praktis untuk mengorganisir kelas kuliah sekitar modus belajar-sendiri. dalam pelatihan perusahaan dan pengaturan pendidikan nonformal lainnya, bahan diprogram, modul terutama audiovisual, memperoleh pijakan yang kuat. Pengaturan ini tidak pradesain untuk menjadi guru terpusat, sehingga lebih mudah untuk beradaptasi dengan format belajar-sendiri.