My heart races and my head spins. C

My heart races and my head spins. Could I really do something so crazy?
I’d have almost no money to my name. I’d be camping in a tent, sleeping on the ground, eating out of cans or something. But I’d be sleeping next to Mason. If I could have him all to myself for a couple of months, maybe I could break down his walls long enough to make him see that we belong together.
Just thinking about it makes me feel twenty pounds lighter.
Of course, walking away means leaving my entire support system behind. It means walking on a tightrope without a net. It means missing my mother’s annual end-of-season charity ball. And if we’re really gone for months, it means missing the start of the new semester at FCU. It would mess up my entire schedule and plan.
Of course, isn’t that going to happen when the baby comes anyway?
And when am I ever going to have another opportunity like this? I only have a few months until my belly starts growing, and by then it will be too late to find out if he’s with me because he loves me or because he wants to do the right thing.
This is my chance. My one chance.
I look up at him, shadows dancing across the dark stubble on his jawline.
Would he let me come with him?
Mason looks down at me and his deep green eyes hit me straight to my core. I want him more than ever.
I need him more than ever.
His eyes narrow and he turns his head, questioning. I smile and he studies me. “What?”
“When are you planning to leave?”
“Tomorrow,” he says. “First light.”
“Can you wait for me? I want to come see you off.”
His lips part and he studies me again. “What for?” he asks.
I know I should tell him what I’m thinking, but I’m scared he’ll say no. “Just promise me you won’t leave until you see me.”
He hesitates. He wants more specific answers, but I’m not giving them.
“Please,” I say, and it’s the one word that breaks him.
“Yes,” he says. “I’ll wait for you.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Saya ras jantung dan kepala saya berputar. Aku benar-benar bisa melakukan sesuatu yang begitu gila?
Aku hampir tidak memiliki uang untuk nama saya. Aku akan berkemah di tenda, tidur di tanah, makan dari kaleng atau sesuatu. Tapi aku akan tidur di samping Mason. Jika aku bisa memiliki dia untuk diriku sendiri selama beberapa bulan, mungkin aku bisa memecah dinding nya cukup lama untuk membuat dia melihat bahwa kita milik bersama.
Hanya berpikir tentang hal itu membuat saya merasa £ 20 lebih ringan.
Tentu saja, berjalan pergi berarti meninggalkan saya seluruh sistem pendukung di belakang. Ini berarti berjalan di atas tali tanpa jaring. Ini berarti hilang tahunan akhir-of-musim amal bola ibuku. Dan jika kita benar-benar pergi selama berbulan-bulan, itu berarti hilang awal semester baru di FCU. Itu akan mengacaukan seluruh jadwal dan rencana saya.
Tentu saja, tidak yang akan terjadi saat bayi datang sih?
Dan ketika aku pernah akan memiliki kesempatan lain seperti ini? Saya hanya memiliki beberapa bulan sampai perut saya mulai tumbuh, dan pada saat itu akan terlambat untuk mengetahui apakah dia dengan saya karena dia mencintai saya atau karena dia ingin melakukan hal yang benar.
Ini adalah kesempatan saya. Saya satu kesempatan.
Aku melihat ke arahnya, bayangan menari di tunggul gelap pada rahang nya.
Apakah dia membiarkan saya datang dengan dia?
Mason melihat ke bawah pada saya dan mata hijau tua nya memukul saya langsung ke inti saya. Aku ingin dia lebih dari sebelumnya.
Aku butuh dia lebih dari sebelumnya.
Matanya sempit dan ia berbalik kepalanya, pertanyaan. Aku tersenyum dan dia mempelajari saya. "Apa?"
"Kapan Anda berencana untuk meninggalkan?"
"Besok," katanya. "Cahaya Pertama."
"Bisakah Anda menunggu untuk saya? Saya ingin datang melihat Anda pergi.
"Bagian Bibirnya dan dia belajar lagi. "Untuk apa?" Tanyanya.
Aku tahu aku harus memberitahunya apa yang saya pikirkan, tapi aku takut dia akan mengatakan tidak. "Hanya berjanji Anda tidak akan pergi sampai Anda melihat saya."
Dia ragu-ragu. Dia ingin jawaban yang lebih spesifik, tapi aku tidak memberi mereka.
"Silakan," kataku, dan itu adalah satu kata yang menghancurkan dirinya.
"Ya," katanya. "Aku akan menunggu untuk Anda."