Thus, Replenishment is driven by ac

Thus, Replenishment is driven by actual consumption, not sales forecasts.
As sales are made, the buffer levels at retail locations drop, eventually
triggering Replenishment from a regional warehouse. Similarly, as
buffer levels at regional warehouses drop, this eventually triggers
Replenishment from the factory warehouse. The buffer zones at the factory
warehouse are set, however, so that they trigger a manufacturing
order that should resupply this buffer before it runs out.
Buffer sizing is based on both variability and time to resupply. That
is, the more variable consumption is, the bigger the buffer must be to
cover that variability. Likewise, the longer it takes to resupply, the bigger
the buffer must be to cover demand during the wait. Therefore, as
aggregation reduces variability and DBR reduces resupply time, the
required buffer size decreases accordingly.
In addition to being used subsequent to DBR, Replenishment can be
combined with DBR. That is, the Replenishment techniques that work
in an external distribution chain can also be used internally within a

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dengan demikian, pengisian didorong oleh konsumsi sebenarnya, prakiraan penjualan tidak.Sebagai penjualan yang dibuat, tingkat penyangga di lokasi ritel drop, akhirnyamemicu pengisian dari gudang regional. Demikian pula, sebagaitingkat penyangga di daerah gudang drop, ini akhirnya pemicuPengisian dari gudang pabrik. Zona penyangga di pabrikgudang ditetapkan, namun, sehingga mereka memicu manufakturagar harus resupply buffer ini sebelum habis.Ukuran buffer didasarkan pada variabilitas dan waktu untuk resupply. Bahwaini, konsumsi lebih variabel adalah, semakin besar buffer harus untukmencakup variabilitas itu. Demikian juga, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk resupply, semakin besarbuffer harus menutupi permintaan selama menunggu. Oleh karena itu, sebagaiagregasi mengurangi variabilitas dan DBR mengurangi waktu memasok,diperlukan buffer ukuran berkurang sesuai.Selain digunakan setelah DBR, pengisian dapatdikombinasikan dengan DBR. Itu adalah, teknik pengisian yang bekerjadalam distribusi eksternal jaringan juga dapat digunakan secara internal dalam

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dengan demikian, pengisian didorong oleh konsumsi yang sebenarnya, bukan perkiraan penjualan.
Seperti penjualan yang dibuat, tingkat penyangga di lokasi ritel turun, akhirnya
memicu pengisian dari sebuah gudang regional. Demikian seperti
tingkat penyangga di gudang regional turun, ini akhirnya memicu
Pengisian dari gudang pabrik. Zona penyangga di pabrik
gudang ditetapkan, namun, sehingga mereka memicu manufaktur
agar harus memasok buffer ini sebelum habis.
Buffer sizing didasarkan pada kedua variabilitas dan waktu untuk memasok. Itu
adalah, konsumsi lebih variabel, semakin besar buffer harus untuk
menutupi variabilitas yang. Demikian juga, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memasok, semakin besar
buffer harus untuk menutupi permintaan selama menunggu. Oleh karena itu, sebagai
agregasi mengurangi variabilitas dan DBR mengurangi waktu memasok, yang
ukuran buffer diperlukan berkurang sesuai.
Selain digunakan setelah DBR, pengisian dapat
dikombinasikan dengan DBR. Artinya, teknik pengisian yang bekerja
dalam rantai distribusi eksternal juga dapat digunakan secara internal dalam