D. The older religion, Brahamanism,

D. The older religion, Brahamanism, had placed severe restraints on foreign voyages, partly on what can only be called racist grounds. Asoka and his priests encouraged expanded trade and travel along sea routes that extended not only into Southeast Asia but also far to the west. The trade continued and expanded after the decline of the Mauryan empire in 185 B.C.
IV. In A.D. 70, the Roman emperor Vespasian prohibited the export of metals from the Roman Empire. This development turned Indian merchants’ eyes to the southeast and to ways of circumventing Roman trade routes. In this, they were helped by the seasonal cycles of the monsoon winds.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

D. agama yang lebih tua, Brahamanism, telah ditempatkan kekangan parah pada perjalanan luar negeri, sebagian pada apa hanya dapat disebut rasis taman. Asoka dan imam didorong perluasan perdagangan dan perjalanan sepanjang laut rute yang meluas tidak hanya ke Asia Tenggara, tetapi juga jauh ke Barat. Perdagangan terus dan diperluas setelah runtuhnya Kekaisaran Maurya di 185 B.C.IV. di A.D. 70, Maharaja Rom Vespasian dilarang ekspor logam dari Kekaisaran Romawi. Perkembangan ini berubah pedagang India mata ke Tenggara dan cara untuk mengelakkan Roman rute perdagangan. Dalam hal ini, mereka dibantu oleh siklus musim hujan angin.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

D. Agama tua, Brahamanism, telah menempatkan pembatasan parah pada pelayaran asing, sebagian pada apa yang hanya dapat disebut alasan rasis. Asoka dan para imamnya didorong diperluas perdagangan dan perjalanan di sepanjang rute laut yang diperpanjang tidak hanya ke Asia Tenggara tetapi juga jauh ke barat. Perdagangan dilanjutkan dan diperluas setelah penurunan Kekaisaran Maurya di 185 SM
IV. Dalam AD 70, kaisar Romawi Vespasianus melarang ekspor logam dari Kekaisaran Romawi. Perkembangan ini ternyata mata pedagang India 'ke tenggara dan cara menghindari rute perdagangan Romawi. Dalam hal ini, mereka dibantu oleh siklus musiman angin muson.