Gilder’s view, in contrast, opposes

Gilder’s view, in contrast, opposes a role in paid work for women.
For him the aim of policy should be to ‘restore work and family as
instruments of male socialisation among the poor’ (1986:195). The
existing welfare system in the States is argued to deregulate sexuality
(i.e. reproduction), and in doing so to deprive black families of
their fathers. For Gilder the imposition of work obligations on single
mothers only exacerbates the problem. These women are already
‘incapable of taming teenage boys’, and to impose on them the
obligation of paid employment will ‘accelerate family decay’ (p.
21). An extension of state-provided child support is his preferred
solution, the benefit which Beveridge introduced to Britain through
Family Allowance as a support for the working population.
Ironically, this is a solution which would be supported by many
feminists, who see some form of child support as essentially a support
for mothers, and one which diminishes their dependence on the
man’s disposal of his earnings.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pandangan Gilder's, sebaliknya, menentang peran dalam pekerjaan yang dibayar untuk wanita.
baginya tujuan kebijakan harus ' mengembalikan pekerjaan dan keluarga sebagai
instrumen laki-laki sosialisasi antara orang miskin ' (1986:195).
Sistem kesejahteraan ada di Serikat berpendapat untuk deregulate
(i.e. reproduction) seksualitas, dan dalam melakukannya sehingga untuk menghilangkan hitam keluarga
nenek moyang mereka. Untuk Gilder pengenaan kewajiban kerja tunggal
ibu hanya memperburuk masalah. Perempuan ini yang sudah
'mampu menjinakkan remaja laki-laki', dan untuk memaksakan pada mereka
kewajiban pekerjaan yang dibayar akan 'mempercepat kerusakan keluarga' (p.
21). Perluasan dukungan anak negara yang disediakan adalah nya pilihan
solusi, manfaat yang Beveridge diperkenalkan ke Britain melalui
Tunjangan keluarga sebagai dukungan untuk kerja populasi.
Ironisnya, ini adalah solusi yang akan didukung oleh banyak
feminis, yang melihat beberapa bentuk anak mendukung sebagai dasarnya dukungan
untuk ibu, dan satu yang mengurangi ketergantungan mereka pada
digunakan manusia dari pendapatan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tampilan Gilder, berbeda, menentang peran dalam pekerjaan yang dibayar bagi perempuan.
Baginya tujuan kebijakan harus untuk 'mengembalikan pekerjaan dan keluarga sebagai
instrumen sosialisasi laki-laki di antara orang miskin '(1986: 195). The
sistem kesejahteraan yang ada di Amerika didalilkan deregulasi seksualitas
(yaitu reproduksi), dan dengan berbuat demikian untuk mencabut keluarga hitam
ayah mereka. Untuk Gilder pengenaan kewajiban bekerja pada satu
ibu hanya memperburuk masalah. Para wanita ini sudah
'tidak mampu menjinakkan remaja laki-laki', dan memaksakan pada mereka
kewajiban pekerjaan yang dibayar akan 'mempercepat pembusukan keluarga' (hal.
21). Perpanjangan dukungan negara tersedia anak yang disukainya
solusi, manfaat yang Beveridge diperkenalkan ke Inggris melalui
Tunjangan Keluarga sebagai dukungan untuk populasi pekerja.
Ironisnya, ini adalah solusi yang akan didukung oleh banyak
feminis, yang melihat beberapa bentuk tunjangan anak pada dasarnya dukungan
bagi ibu, dan satu yang mengurangi ketergantungan mereka pada
pembuangan manusia dari penghasilannya.