A pervasive pattern of grandiosity

A pervasive pattern of grandiosity (in fantasy or behavior), need for admiration, and lack of empathy, beginning by early adulthood and present in a variety of contexts, as indicated by five (or more) of the following :
1. Has a grandiose sense of self importance
2. Is preoccupied with fantasies of unlimited success, power, brilliance, beauty, or ideal love
3. Believes that he or she is ‘special’ and unique and can only be understood by, or should associate with, other special or high status people
4. Requires excessive admiration

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pola meresap kemegahan (dalam fantasi atau perilaku), perlu untuk kekaguman, dan kurangnya empati, mulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) dari berikut: 1. memiliki rasa megah diri penting 2. yang sibuk dengan fantasi tak terbatas sukses, kekuatan, kecemerlangan, Kecantikan, atau cinta ideal 3. percaya bahwa dia 'khusus' dan unik dan hanya boleh difahami oleh, atau pada harus mengaitkan dengan, orang lain status khusus atau tinggi 4. memerlukan mengagungkan

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pola meresap kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), kebutuhan utk dikagumi, dan kurangnya empati, dimulai dengan awal masa dewasa dan ada dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) dari yang berikut:
1. Memiliki rasa megah diri penting
2. Sibuk dengan fantasi kesuksesan tak terbatas, kekuatan, kecerdasan, kecantikan, atau cinta yang ideal
3. Percaya bahwa dia adalah 'khusus' dan unik dan hanya dapat dipahami oleh, atau harus bergaul dengan orang-orang status khusus atau tinggi lainnya
4. Membutuhkan kekaguman berlebihan