[In peasant farming] workers were c

[In peasant farming] workers were commonly paid just a few cents, and the rest in natura.
Besides this, people worked on each other’s land on a reciprocal basis, without any payment,
only something to drink and smoke …
The great scarcity of cash manifested itself everywhere, a.o in the rapid spread of barter
(ruilhandel). The ‘soembangan’ [contributions to life-cycle ceremonies and other selamatan
rituals, BW] were only rarely given in cash; people now gave rice or other in-kind gifts.
Marriages and other ceremonies were kept as sober as possible. (Bijleveld 1939: 208-9)

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

[Dalam petani pertanian] pekerja biasanya dibayar hanya beberapa sen, dan sisanya di natura.Selain itu, orang-orang yang bekerja pada masing-masing tanah secara timbal balik, tanpa ada pembayaran,hanya sesuatu untuk minum dan Merokok...Kelangkaan yang besar uang tunai terwujud di mana-mana, a.o dalam penyebaran cepat barter(ruilhandel). 'Soembangan' [kontribusi upacara siklus hidup dan selamatan lainnyaritual, BW] adalah hanya jarang diberikan dalam uang tunai; orang-orang sekarang memberikan nasi atau hadiah lainnya dalam bentuk.Pernikahan dan upacara lain dipelihara sebagai sadar mungkin. (Bijleveld tahun 1939:208-9)

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

[Dalam petani budidaya] pekerja biasa dibayar hanya beberapa sen, dan sisanya di natura.
Selain itu, orang-orang bekerja di lahan masing-masing secara timbal balik, tanpa pembayaran,
hanya sesuatu untuk minum dan merokok ...
Kelangkaan besar uang tunai terwujud di mana-mana, ao dalam penyebaran cepat dari barter
(ruilhandel). The 'soembangan' [kontribusi untuk upacara siklus hidup dan selamatan lainnya
ritual, BW] hanya jarang diberikan secara tunai; orang sekarang memberi beras atau lainnya hadiah dalam bentuk barang.
Pernikahan dan upacara lainnya disimpan sebagai mabuk mungkin. (Bijleveld 1939: 208-9)