According to O’Shaughnessy (1990),

According to O’Shaughnessy (1990), the activity indulged in by modern Western political parties and governments is a political marketing–propaganda hybrid.
Sometimes parties seek to persuade people to believe in their policies using a unidirectional, manipulative communication process, and sometimesusing a two-way dyadic communication process. But political public relations is also a legitimate form of communication activity used to explain policy and inform voters, citizens, and other stakeholder groups and to make a political party and its candidates understood in terms of their positions on the issues.
In modern times, in the United Kingdom, particularly under former Labour Prime Minister Blair, political PR came under serious scrutiny. There was a feeling that the 1997 to 2010 Labour government overused PR and spin doctors—the pejorative term given to practitioners of political PR—which led to Labour operating a symbolic government, one more interested in its image
than its policies and practices (Ingham, 2003; O’Shaughnessy, 2003).

If political PR is about building benefi cial relationships and managing reputations with key publics for political purposes, as Strömbäck and Kiousis outline in the opening chapter, political PR in election campaigns is about winning electoral support by infl uencing public opinion and voting behavior, partly by outlining one’s own parties’ policies and leadership team and partly by damaging the credibility of the opponents’ policy platform and leadership
aspirations.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Menurut O'Shaughnessy (1990), aktivitas yang terlibat dalam oleh partai-partai politik Barat modern dan pemerintah adalah hibrida pemasaran-propaganda politik.Kadang-kadang pihak berusaha untuk membujuk orang-orang percaya dalam kebijakan mereka menggunakan proses komunikasi searah, manipulatif, dan sometimesusing komunikasi dua arah dyadic proses. Tapi politik hubungan masyarakat adalah juga suatu bentuk sah aktivitas komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan kebijakan dan menginformasikan pemilih, warga negara dan kelompok stakeholder lainnya dan untuk membuat sebuah partai politik dan calon-calon yang dipahami dalam hal posisi mereka pada isu-isu.Di zaman modern, di Inggris, terutama di bawah mantan pekerja Perdana Menteri Blair politik PR datang di bawah pengawasan serius. Ada rasa bahwa pemerintah buruh 1997 hingga 2010 berlebihan PR dan spin dokter-istilah merendahkan diberikan kepada praktisi PR politik — yang menyebabkan tenaga operasi pemerintah simbolis, salah satu yang lebih tertarik pada gambardari kebijakan dan praktik (Ingham, 2003; O'Shaughnessy, 2003).Jika PR politik adalah tentang membangun acara Ma hubungan dan mengelola reputasi dengan kunci publik untuk kepentingan politik, sebagai garis Strömbäck dan Kiousis dalam bab pembukaan, PR politik dalam kampanye pemilihan adalah tentang memenangkan Dukungan elektoral oleh opini publik infl uencing dan pemungutan suara perilaku, sebagian oleh menguraikan sendiri pihak kebijakan dan tim kepemimpinan dan sebagian merusak kredibilitas lawan kebijakan platform dan kepemimpinanaspirasi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Menurut O'Shaughnessy (1990), aktivitas terlibat dalam partai politik modern Barat dan pemerintah adalah pemasaran-propaganda hybrid politik.
Kadang-kadang pihak berusaha untuk membujuk orang untuk percaya pada kebijakan mereka menggunakan searah, proses komunikasi manipulatif, dan sometimesusing sebuah dua arah proses komunikasi diadik. Tapi PR politik juga merupakan bentuk sah dari kegiatan komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan kebijakan dan menginformasikan pemilih, warga negara, dan kelompok pemangku kepentingan lainnya dan untuk membuat partai politik dan kandidat yang dipahami dalam hal posisi mereka pada isu-isu.
Di zaman modern, di Inggris, terutama di bawah mantan Perdana Menteri Perburuhan Blair, PR politik berada di bawah pengawasan yang serius. Ada perasaan bahwa 1997-2010 pemerintahan Partai Buruh berlebihan PR dan berputar dokter-istilah merendahkan diberikan kepada praktisi PR-yang menyebabkan politik Buruh operasi pemerintah simbolis, satu lagi tertarik pada citra
dari kebijakan dan praktik (Ingham, 2003;. O'Shaughnessy, 2003) Jika PR politik adalah tentang membangun hubungan benefi resmi dan mengelola reputasi dengan publik utama untuk tujuan politik, seperti Strömbäck dan Kiousis garis dalam bab pembuka, PR politik dalam kampanye pemilu adalah tentang memenangkan dukungan elektoral oleh infl uencing opini publik dan perilaku suara, sebagian dengan menguraikan pihak sendiri 'kebijakan dan tim kepemimpinan dan sebagian dengan merusak kredibilitas lawan' Platform kebijakan dan kepemimpinan aspirasi.