In addition, we didn’t realize how

In addition, we didn’t realize how big an undertaking it would
be to recategorize old content into new sections, as well as to
implement redirects so we wouldn’t lose any link juice during the
transition. One of our developers wrote an original code for us
to streamline those practices, saving us time during the setup
and relaunch phase. Without that help, we would probably still
be categorizing older content today. This brings me to my second
lesson.
2. Ignore Outdated Content Categories
When Building Your New Strategy
You cannot just take the content from one website and file it
under pre-existing categories on the second website. Rarely
will you find such a consistent match. Instead, look at all the
content you have across both sites and begin to think of how to
restructure the flow to not only include new topics, but to satisfy
new readers as well.
Our old news site broke content down into four categories:
content marketing, social media, SEO, and business. We knew we
could carry those news categories over into the relocated news
section on the new site, but the overall editorial strategy had
a different focus. This meant some of the content we had been
producing no longer made sense on the website.
While we didn’t delete or remove the legacy content from the Web,
we did look past it when building out the new editorial flow on the
website. We cover the same broad categories in news, but we’re
slowly phasing out the “business” category. We found it diluted our
authority by forcing us to cover topics that didn’t align with our core
mission of improving the content creation process for our clients.
Instead, we moved resources to focus on producing more news
content around trends related to the broader digital marketing
ecosystem—such as display advertising—and showing our readers
how these trends affect content marketing at a higher level.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Selain itu, kita tidak menyadari seberapa besar suatu usaha itu akan
menjadi untuk recategorize konten lama menjadi beberapa bagian baru, serta untuk
menerapkan pengalihan jadi kita tidak akan kehilangan link juice selama
transisi. Salah satu pengembang kami menulis kode asli untuk kita
untuk merampingkan praktek mereka, menyelamatkan kita waktu selama pengaturan
dan fase peluncuran kembali. Tanpa bantuan itu, kita mungkin masih
akan mengkategorikan konten yang lebih tua saat ini. Hal ini membawa saya untuk kedua
pelajaran.
2. Abaikan Usang Konten Kategori
Ketika Membangun Strategi Baru Anda
Anda tidak bisa hanya mengambil konten dari satu situs dan file itu
di bawah sudah ada kategori di website kedua. Jarang
akan Anda menemukan kecocokan konsisten seperti itu. Sebaliknya, melihat semua
konten yang Anda miliki di kedua situs dan mulai memikirkan bagaimana
merestrukturisasi aliran untuk tidak hanya mencakup topik-topik baru, tetapi untuk memuaskan
pembaca baru juga.
Situs berita lama kami pecah konten ke dalam empat kategori:
pemasaran konten , media sosial, SEO, dan bisnis. Kami tahu kami
bisa membawa mereka kategori berita di atas ke dalam berita direlokasi
bagian di situs baru, tetapi strategi editorial secara keseluruhan memiliki
fokus yang berbeda. Ini berarti beberapa konten kami telah
memproduksi tidak lagi masuk akal di website.
Sementara kita tidak menghapus atau menghapus konten warisan dari Web,
kita melihat masa lalu ketika membangun keluar aliran editorial baru di
situs. Kami meliputi kategori luas yang sama dalam berita, tapi kami
perlahan pentahapan keluar "bisnis" kategori. Kami menemukan itu diencerkan kami
wewenang dengan memaksa kita untuk menutupi topik yang tidak sejajar dengan inti kami
misi meningkatkan proses pembuatan konten untuk klien kami.
Sebaliknya, kami pindah sumber daya untuk fokus pada memproduksi berita
konten sekitar tren yang terkait dengan digital yang lebih luas pemasaran
ekosistem-seperti iklan-dan layar menunjukkan pembaca kami
bagaimana tren ini mempengaruhi pemasaran konten pada tingkat yang lebih tinggi.