One of the most persuasive advocate

One of the most persuasive advocates for the view of scientific treatment of philosophy would be John Dewey (1859–1952). He began, as Marx did, in an attempt to weld Hegelian idealism and logic to experimental science, for example in his Psychology of 1887. However, he abandoned Hegelian constructs. Influenced by both Charles Sanders Peirce and William James, he joined the movement in America called pragmatism. He then formulated his basic doctrine, enunciated in essays such as "The Influence of Darwin on Philosophy" (1910).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Salah satu pendukung paling persuasif untuk tampilan ilmiah pengobatan filsafat akan John Dewey (1859-1952). Ia mulai, seperti Marx lakukan, dalam upaya untuk mengelas dialektika idealisme dan logika untuk percobaan sains, misalnya dalam nya psikologi 1887. Namun, ia meninggalkan dialektika konstruksi. Dipengaruhi oleh Charles Sanders Peirce dan William James, ia bergabung dengan gerakan di Amerika yang disebut pragmatisme. Ia kemudian dirumuskan doktrin dasar, tercantum dalam esai seperti "The pengaruh dari Darwin pada filsafat" (1910).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Salah satu pendukung paling persuasif untuk tampilan pengobatan ilmiah filsafat akan John Dewey (1859-1952). Dia mulai, seperti Marx lakukan, dalam upaya untuk mengelas idealisme Hegelian dan logika ilmu pengetahuan eksperimental, misalnya dalam Psikologi nya 1887. Namun, ia meninggalkan konstruksi Hegelian. Dipengaruhi oleh Charles Sanders Peirce dan William James, ia bergabung dengan gerakan di Amerika disebut pragmatisme. Dia kemudian dirumuskan doktrin dasarnya, tercantum dalam esai seperti "Pengaruh Darwin pada Filsafat" (1910).