MUMBAI------------- 'Hello Jodha...

MUMBAI

-------------



'Hello Jodha...hello...are you listening...hello...are you ok...have those guys reached you...hello...DAMMIT!!!' Jalal could feel his patience breaking down with every passing second to sweep his control out of his hand. His failed attempts to know what was happening with Jodha, was pushing him to the extreme edge. He felt like tearing those jerks apart who were responsible for this ruckus. But he was helpless...she was thousand miles away from him. Only thing he could do was waiting for her reply on phone...which was surely not something he was going to get any soon.



Jalal was pushing his mind to every possible direction to fish out anything that could help him in arresting the situation. But before he could hold on to something, a sudden sound shook his entire being. It was the sound of guns being fired...which he heard on phone.



Rain of bullets...and then everything went blank. No sound...no voice. The call was snapped. Jalal lost the connection with Jodha. But his heart was yet to be convinced. He kept calling out over and over again, 'Jodha...Jodha...Jodha are you listening?...Jodha please talk to me...please...Jodha.' Jalal's voice was turning heavier with every passing second; a fear of unknown was slowly overpowering him. His mind was sensing the worst but his heart was simply not in a mood to let any such negativity enter his thought. While this battle was going on Jalal could feel an all consuming pain engulfing his soul. Everything else was receding from his vision...except one...'His Jodha is in danger'.



PRECAP: 'Why have you brought me here!!!'

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

MUMBAI------------- ' Halo Jodha... Halo... Apakah Anda mendengarkan... Halo... Apakah Anda ok... orang-orang mencapai Anda... Halo...SIALAN! ' Jalal bisa merasakan kesabarannya mendobrak dengan setiap lewat kedua untuk menyapu kekuasaannya dari tangannya. Nya usaha yang gagal untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Jodha, mendorong dia ke tepi ekstrim. Dia merasa seperti merobek mereka tersentak terpisah yang bertanggung jawab untuk ini keributan. Tapi ia tak berdaya... dia adalah ribu mil darinya. Hanya hal yang bisa ia lakukan adalah menunggu jawabannya pada telepon... yang pasti tidak sesuatu yang ia adalah akan mendapatkannya segera. Jalal mendorong pikiran ke arah setiap kemungkinan untuk ikan keluar sesuatu yang bisa membantunya dalam menangkap situasi. Tapi sebelum ia bisa berpegang kepada sesuatu, tiba-tiba suara mengguncang seluruh makhluk-Nya. Itu suara senjata dipecat... yang ia mendengar pada telepon. Hujan peluru... dan kemudian segala sesuatu berjalan kosong. Tidak terdengar... ada suara. Panggilan tersentak. Jalal kehilangan koneksi dengan Jodha. Tetapi hatinya masih harus yakin. Dia terus memanggil keluar lagi dan lagi, ' Jodha...Jodha...Jodha Apakah Anda mendengarkan?...Jodha silakan berbicara padaku... silahkan...Jodha.' Jalal's suara berubah lebih berat dengan melewati setiap kedua; ketakutan yang tidak diketahui adalah perlahan-lahan kuat kepadanya. Pikirannya merasakan terburuk tapi hatinya hanya tidak dalam suasana hati untuk membiarkan setiap negatif seperti masukkan pemikirannya. Sementara pertempuran ini terjadi Jalal bisa merasakan sakit semua memakan ravished jiwanya. Segala sesuatu yang lain adalah surut dari visinya... kecuali satu... 'Nya Jodha berada dalam bahaya'. PRECAP: 'Kenapakah engkau telah membawa saya di sini!'

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

MUMBAI ------------- 'Hello Jodha ... halo ... kau mendengarkan ... halo ... kamu ok ... memiliki orang-orang mencapai Anda ... halo. ..DAMMIT !!! " Jalal bisa merasakan kesabaran mogok dengan setiap hitungan detik untuk menyapu kekuasaannya dari tangannya. Usahanya gagal untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Jodha, adalah mendorongnya ke tepi ekstrim. Dia merasa seperti merobek mereka tersentak terpisah yang bertanggung jawab atas kekacauan ini. Tapi ia tak berdaya ... dia ribu mil jauhnya dari dia. Satunya yang bisa ia lakukan adalah menunggu jawaban di telepon ... yang pasti bukan sesuatu ia akan mendapatkan segera. Jalal mendorong pikirannya ke segala arah untuk ikan apa pun yang bisa membantunya dalam menangkap situasi. Tapi sebelum dia bisa berpegang pada sesuatu, suara tiba-tiba mengguncang seluruh keberadaannya. Itu suara senjata dipecat ... yang ia dengar di telepon. Hujan peluru ... dan kemudian semuanya berjalan kosong. Tidak ada suara ... tidak ada suara. Seruan itu tersentak. Jalal kehilangan koneksi dengan Jodha. Tapi hatinya belum diyakinkan. Dia terus berteriak berulang-ulang, 'Jodha ... Jodha ... Jodha yang Anda mendengarkan? ... Jodha silakan berbicara dengan saya ... silakan ... Jodha. " Suara Jalal itu berubah lebih berat dengan setiap hitungan detik; takut diketahui perlahan menaklukkan dia. Pikirannya merasakan terburuk tapi hatinya hanya tidak mood untuk membiarkan negatif tersebut masuk pemikirannya. Sementara pertempuran ini berlangsung Jalal bisa merasakan sakit semua mengkonsumsi melanda jiwanya. Segala sesuatu yang lain sedang surut dari visinya ... kecuali satu ... 'Jodha Nya adalah dalam bahaya'. PRECAP: "Mengapa engkau membawa saya ke sini !!!"