Pressure Relief PracticesCurrent cl

Pressure Relief Practices
Current clinical practice regarding pressure relief education is based upon the premise that
the absence of regular pressure relief places the person with SCI at a higher risk for pressure
ulcers.3 The techniques chosen for pressure relief depend upon the physical and cognitive
status of the individual. When a manual weight shift cannot be performed, one alternative is
a mechanical reclining or power tilt wheelchair. It has been suggested that pressure relief
optimally should be performed every 15–30 minutes for 30–120 seconds, depending on the
technique1 (

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Tekanan bantuan praktekPraktek klinis mengenai tekanan bantuan pendidikan ini didasarkan pada premis bahwaketiadaan lega biasa tekanan tempat orang dengan SCI pada risiko tinggi untuk tekananulcers.3 teknik-teknik yang dipilih untuk menghilangkan tekanan tergantung pada fisik dan kognitifstatus individu. Ketika pergeseran manual berat tidak dapat dilakukan, adalah salah satu alternatifberbaring mekanis atau listrik tilt kursi roda. Telah menyarankan bahwa tekanan pertolongansecara optimal harus dilakukan setiap 15-30 menit untuk 30-120 detik, tergantung padatechnique1)

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Praktek Pressure Relief
praktek klinis saat ini mengenai pendidikan pelepas tekanan didasarkan pada premis bahwa
tidak adanya bantuan tekanan biasa menempatkan orang dengan SCI pada risiko yang lebih tinggi untuk tekanan
ulcers.3 Teknik yang dipilih untuk bantuan tekanan tergantung pada fisik dan kognitif
status individu. Ketika pergeseran berat pengguna tidak dapat dilakukan, salah satu alternatif adalah
mekanis berbaring atau kekuasaan kemiringan kursi roda. Ia telah mengemukakan bahwa bantuan tekanan
optimal harus dilakukan setiap 15-30 menit selama 30-120 detik, tergantung pada
technique1 (