We internalize the social norm of o

We internalize the social norm of obedience such that we usually obey rules and laws even when the authority figure isn’t present—you stop at red lights even if the cops aren’t parked at the corner.
However, obedience can have extremely serious and even tragic consequences.
People will obey the orders of an authority figure to hurt or even kill other human beings.
Obedience is a social norm that is valued in every culture.
You simply can’t have people doing whatever they want all the time—it would result in chaos.
Consequently, we are socialized, beginning as children, to obey authority figures whom we perceive as legitimate.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kami menginternalisasi norma sosial ketaatan sedemikian rupa sehingga kita biasanya mematuhi peraturan dan undang-undang bahkan ketika figur otoritas tidak hadir — Anda berhenti di lampu merah bahkan jika polisi tidak diparkir di sudut. Namun, ketaatan dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius dan bahkan tragis. Manusia akan mentaati perintah figur otoritas untuk melukai atau bahkan membunuh manusia lain. Penurutan adalah norma sosial yang dihargai di setiap budaya.Anda hanya tidak bisa memiliki orang-orang yang melakukan apapun yang mereka inginkan sepanjang waktu-itu akan mengakibatkan kekacauan.Akibatnya, kita sedang disosialisasikan, dimulai sebagai anak-anak, mematuhi figur otoritas yang kita anggap sebagai sesuatu yang sah.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kami menginternalisasi norma sosial ketaatan sehingga kita biasanya mematuhi aturan dan hukum bahkan ketika figur otoritas tidak hadir-Anda berhenti di lampu merah bahkan jika polisi tidak diparkir di sudut.
Namun, ketaatan dapat sangat serius dan bahkan konsekuensi yang tragis.
Orang akan mematuhi perintah dari pihak yang berwenang untuk menyakiti atau bahkan membunuh manusia lain.
Ketaatan adalah norma sosial yang dihargai dalam setiap kebudayaan.
Anda tidak bisa memiliki orang-orang melakukan apa yang mereka inginkan sepanjang waktu-itu akan mengakibatkan kekacauan.
Akibatnya, kita disosialisasikan, mulai anak-anak, untuk mematuhi figur otoritas yang kita anggap sah.