Notes(1) Useful descriptions of Isl

Notes
(1) Useful descriptions of Islamic banking are contained in Ahmad (1984), Karsten (1982), and Pryor (1985).
(2) In Iran and Pakistan all banks are now legally prohibited from engaging in interest-based transactions; in other Countries interest-free banks co-exist with conventional banks. For a discussion of the growth of Islamic banking, see Fahim Khan (1983).
(3) A sampling of writings on the subject include, among others, Ahmad (1952), Kahf (1978), Ahmad (1984), and the papers in Ahmad etal. (1983).
(4) See, for example, Siddiqi (1982), Kahf (1982), Chapra (1982), Khan (1982), Uzair (1982), and Ahmad (1984).
(5) For a discussion of this issue, see Ahmad (1984).
(6) Other services would presumably include the transfer of funds, foreign exchange facilities, the issue of bank drafts and letters of credit, and share brokerage.
(7) See Khan (1986).
(8) Any losses incurred by a bank would not affect its transaction deposit liabilities as these would be fully covered.
(9) Even in cases where there is no official deposit insurance scheme, the government is likely to step in to
compensate depositors when a bank faces a crisis and potential bankruptcy.
(10) For a discussion of the type of formula that could be used, see Ahmad (1984).
(11) This does not imply that the return on investment deposits will be constant, since profits will normally
fluctuate.
(12) These are basically variants of the system advocated by Henry Simons (1945) in connection with the banking crisis of the 1930s. A similar proposal has been made more recently by Kareken (1985).
(13) For a formal analysis of the process, see Khan (1986).
(14) As shown by Ahmad (1984), these types of transactions can be strongly defended on religious grounds, and there is no dispute among scholars on their consistency with Islamic law. There is less certainty regarding the other forms of financing discussed later.
(15) This arrangement, therefore, effectively places human capital on par with financial capital.
(16) This method of converting to a daily product basis is suggested by Ahmad (1984).
(17) Such companies have been established in Pakistan.
(18) The "participation term certificate" instituted in Pakistan since 1981 is one example of such instruments.
(19) Some Muslim scholars argue that short-term consumption loans should be made by banks to needy borrowers on an interest-free basis, presumably using the resources obtained from transaction deposits. As not all borrowers can be classified as "needy", and it is unlikely that the resources from transaction deposits would be sufficient to meet demand, alternatives to profit sharing must be developed.
(20) The mark up method is also employed in financing foreign trade by the Islamic Development Bank in Jeddah. In Pakistan this technique has been used for bank financing of commodity operations of the government and public sector agencies.
(21) Assuming, of course, that the item has not been insured by a third party.
(22) See Ahmad (1984).
(23) The government does not appear explicitly in the model. One can either assume that the government is part of the public or the central bank.
(24) It is assumed for simplicity that the public cannot participate in this market.
(25) Financing schemes involving mark up, deferred delivery, or leasing, as discussed in Section II, are not considered.
(26) Since Db = Fb this definition of rb implicitly assumes that g = l.
(27) Changes in the stock of capital would be equal to investment, i.e., DK = I.
(28) This budget constraint is given by: (DDp + I - DFp - S) + (DFb + DRb - DDb - DEb) + (DEc - DRc) º 0.
(29) A dynamic version of this basic model is presented in Khan (1985).
(30) As the behavioral equations in the model are assumed to be linear, this assumption allows us to drop the constant terms.
(31) Recall that the rate of return on bank loans is equal to the rate of return on investment deposits.
(32) Strictly speaking, the sign of the parameter a3 is ambiguous, but this assumption does not affect the analysis.
(33) Even with this simple system of four equations the analytical solutions are quite difficult and time consuming to obtain. Any increase in the number of equations to take in account other financial as sets would probably make the system impossible to solve.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Catatan(1) berguna Deskripsi perbankan Syariah yang terkandung dalam Ahmad (1984), Karsten (1982) dan Pryor (1985).(2) di Iran dan Pakistan semua bank sekarang hukum dilarang terlibat dalam transaksi berbasis minat; di negara lain bebas bunga bank berdampingan dengan Bank konvensional. Untuk pembahasan tentang pertumbuhan perbankan Syariah, lihat Fahim Khan (1983).(3) contoh dari tulisan-tulisan tentang subjek meliputi, antara lain, Ahmad (1952), Ashabul Kahfi (1978), Ahmad (1984), dan kertas di Ahmad etal. (1983).(4) Lihat, misalnya, Siddiqi (1982), Kahf (1982), Chapra (1982), Khan (1982), Sukhera (1982) dan Ahmad (1984).(5) untuk pembahasan tentang masalah ini, lihat Ahmad (1984).(6) jasa lain mungkin akan mencakup transfer dana, Fasilitas devisa, masalah bank draft dan Surat kredit, dan berbagi broker.(7) Lihat Khan (1986).(8) setiap kerugian yang diderita oleh bank tidak akan mempengaruhi kewajiban deposit transaksi seperti ini akan sepenuhnya ditutupi.(9) bahkan dalam kasus dimana tidak ada skema asuransi deposito resmi, pemerintah mungkin untuk langkah untukkompensasi deposan ketika bank menghadapi krisis dan potensi kebangkrutan.(10) untuk pembahasan tentang jenis formula yang dapat digunakan, lihat Ahmad (1984).(11) ini tidak berarti bahwa tingkat pengembalian investasi deposito akan konstan, karena keuntungan akan biasanyaberfluktuasi.(12) These are basically variants of the system advocated by Henry Simons (1945) in connection with the banking crisis of the 1930s. A similar proposal has been made more recently by Kareken (1985).(13) For a formal analysis of the process, see Khan (1986).(14) As shown by Ahmad (1984), these types of transactions can be strongly defended on religious grounds, and there is no dispute among scholars on their consistency with Islamic law. There is less certainty regarding the other forms of financing discussed later.(15) This arrangement, therefore, effectively places human capital on par with financial capital.(16) This method of converting to a daily product basis is suggested by Ahmad (1984).(17) Such companies have been established in Pakistan.(18) The "participation term certificate" instituted in Pakistan since 1981 is one example of such instruments.(19) Some Muslim scholars argue that short-term consumption loans should be made by banks to needy borrowers on an interest-free basis, presumably using the resources obtained from transaction deposits. As not all borrowers can be classified as "needy", and it is unlikely that the resources from transaction deposits would be sufficient to meet demand, alternatives to profit sharing must be developed.(20) The mark up method is also employed in financing foreign trade by the Islamic Development Bank in Jeddah. In Pakistan this technique has been used for bank financing of commodity operations of the government and public sector agencies.(21) dengan asumsi, tentu saja, bahwa item telah tidak diasuransikan oleh pihak ketiga.(22) melihat Ahmad (1984).(23) pemerintah tidak muncul secara eksplisit dalam model. Orang baik dapat berasumsi bahwa pemerintah adalah bagian dari masyarakat atau bank sentral.(24) diasumsikan untuk kesederhanaan yang umum tidak dapat berpartisipasi dalam pasar ini.(25) pembiayaan skema yang melibatkan mark up, ditangguhkan pengiriman, atau pembiayaan, seperti yang dibahas dalam Bagian II, tidak dianggap.(26) sejak Db = Fb definisi rb secara implisit mengasumsikan bahwa g = l.(27) perubahan dalam saham modal akan sama dengan investasi, yaitu, DK = I.(28) kendala anggaran ini diberikan oleh: (DDp + I - DFp - S) + (DFb + DRb - DDb - DEb) + (Desember - DRc) º 0.(29) versi dinamis model dasar ini disajikan dalam Khan (1985).(30) sebagai persamaan perilaku dalam model diasumsikan linier, asumsi ini memungkinkan kita untuk menjatuhkan persyaratan konstan.(31) ingat bahwa tingkat pengembalian pinjaman bank sama dengan tingkat pengembalian investasi deposito.(32) tegasnya, tanda parameter a3 dwimakna, tapi asumsi ini tidak mempengaruhi analisis.(33) bahkan dengan sistem ini sederhana empat persamaan solusi analitik cukup sulit dan memakan waktu untuk mendapatkan. Kenaikan jumlah persamaan akan menerima account lain keuangan sebagai set mungkin akan membuat sistem mustahil untuk dipecahkan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Catatan
(1) deskripsi Berguna perbankan Islam yang terkandung dalam Ahmad (1984), Karsten (1982), dan Pryor (1985).
(2) Di Iran dan Pakistan semua bank sekarang secara hukum dilarang melakukan transaksi berbasis bunga; di Negara lain bank bebas bunga berdampingan dengan bank konvensional. Untuk diskusi tentang pertumbuhan perbankan syariah, lihat Fahim Khan (1983).
(3) Sebuah contoh dari tulisan-tulisan pada subjek antara lain, Ahmad (1952), Kahfi (1978), Ahmad (1984), dan kertas Ahmad dkk. (1983).
(4) Lihat, misalnya, Siddiqi (1982), Kahfi (1982), Chapra (1982), Khan (1982), Uzair (1982), dan Ahmad (1984).
(5) Untuk pembahasan tentang masalah ini, lihat Ahmad (1984).
(6) Layanan lain mungkin akan mencakup transfer dana, fasilitas valuta asing, isu draft dan surat kredit perbankan, dan broker saham.
(7) Lihat Khan (1986).
( 8) Kerugian yang ditanggung oleh bank tidak akan mempengaruhi kewajiban deposito transaksinya seperti ini akan sepenuhnya tertutup.
(9) Bahkan dalam kasus-kasus di mana tidak ada skema asuransi deposito resmi, pemerintah kemungkinan akan turun tangan untuk
mengkompensasi deposan ketika bank menghadapi krisis dan potensi kebangkrutan.
(10) Untuk diskusi tentang jenis formula yang dapat digunakan, lihat Ahmad (1984).
(11) Ini tidak berarti bahwa pengembalian deposito investasi akan konstan, karena keuntungan biasanya akan
berfluktuasi.
(12) ini pada dasarnya varian dari sistem yang dianjurkan oleh Henry Simons (1945) sehubungan dengan krisis perbankan tahun 1930-an. Sebuah proposal serupa telah dibuat baru-baru ini oleh Kareken (1985).
(13) Untuk analisis formal dari proses, lihat Khan (1986).
(14) Seperti yang ditunjukkan oleh Ahmad (1984), jenis transaksi bisa sangat membela atas dasar agama, dan tidak ada sengketa di antara para sarjana pada konsistensi mereka dengan hukum Islam. Ada kurang kepastian mengenai bentuk-bentuk pembiayaan dibahas kemudian.
(15) Susunan ini, oleh karena itu, secara efektif menempatkan sumber daya manusia setara dengan modal.
(16) Metode ini mengkonversi ke setiap produk harian yang disarankan oleh Ahmad (1984) .
(17) perusahaan tersebut telah didirikan di Pakistan.
(18) The "Partisipasi Istilah sertifikat" dilembagakan di Pakistan sejak tahun 1981 adalah salah satu contoh dari instrumen tersebut.
(19) Beberapa sarjana Muslim berpendapat bahwa kredit konsumsi jangka pendek harus dilakukan oleh bank untuk peminjam yang membutuhkan secara bebas bunga, mungkin menggunakan sumber daya yang diperoleh dari deposito transaksi. Karena tidak semua peminjam dapat diklasifikasikan sebagai "miskin", dan tidak mungkin bahwa sumber daya dari deposito transaksi akan cukup untuk memenuhi permintaan, alternatif untuk mendapatkan keuntungan berbagi harus dikembangkan.
(20) The mark up Metode ini juga digunakan dalam pembiayaan luar negeri perdagangan oleh Islamic Development Bank di Jeddah. Di Pakistan teknik ini telah digunakan untuk pembiayaan bank operasi komoditas dari instansi pemerintah dan sektor publik.
(21) Dengan asumsi, tentu saja, bahwa item belum diasuransikan oleh pihak ketiga.
(22) Lihat Ahmad (1984).
(23) Pemerintah tidak muncul secara eksplisit dalam model. Satu dapat juga menganggap bahwa pemerintah merupakan bagian dari publik atau bank sentral.
(24) Diasumsikan untuk kesederhanaan bahwa masyarakat tidak dapat berpartisipasi dalam pasar ini.
(25) skema pembiayaan yang melibatkan mark up, pengiriman ditangguhkan, atau leasing, seperti dibahas dalam Bagian II, tidak dianggap.
(26) Karena Db = Fb definisi rb implisit mengasumsikan bahwa g = l.
(27) Perubahan persediaan modal akan sama dengan investasi, yaitu, DK = I.
(28 ) kendala anggaran ini diberikan oleh:. (DDP + I - DFP - S) + (DFB + DRB - DDB - DEB) + (DEC - DRC) º 0
(29) Sebuah versi dinamis model dasar ini disajikan di Khan (1985).
(30) Sebagai persamaan perilaku dalam model diasumsikan linier, asumsi ini memungkinkan kita untuk menjatuhkan istilah konstan.
(31) Ingatlah bahwa tingkat pengembalian pinjaman bank adalah sama dengan tingkat pengembalian deposito investasi.
(32) Sebenarnya, tanda parameter a3 ambigu, tetapi asumsi ini tidak mempengaruhi analisis.
(33) Bahkan dengan sistem yang sederhana ini empat persamaan solusi analitis yang cukup sulit dan memakan waktu untuk mendapatkan waktu. Setiap kenaikan jumlah persamaan untuk mengambil di account keuangan lainnya seperti set mungkin akan membuat sistem tidak mungkin untuk memecahkan.