This where HRM considers day care,

This where HRM considers day care, job sharing, parental leave, flexitime, education and re-training and job rotation as an incentive to balance the concerns besides reviewing compensation and benefits. People are seeking many ways of live that is meaningful and less complicated and this new lifestyle actually has an impact on how an employee must be motivated and managed. HRM has become so complex now when it was much less complicated in the past when employees were primarily concerned with economical survival (Brian, 1994; Myron, 1993).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ini mana HRM menganggap hari perawatan, job berbagi, meninggalkan orang tua, flexitime, pendidikan dan pelatihan ulang dan pekerjaan rotasi sebagai insentif untuk menyeimbangkan keprihatinan selain meninjau santunan dan manfaat. Orang-orang mencari banyak cara hidup yang bermakna dan lebih rumit dan gaya hidup ini baru benar-benar memiliki dampak pada bagaimana seorang karyawan harus termotivasi dan berhasil. HRM telah menjadi begitu rumit sekarang ketika itu jauh lebih rumit di masa lalu ketika karyawan yang terutama berkaitan dengan kelangsungan hidup ekonomis (Brian, 1994; Myron, 1993).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ini di mana HRM menganggap penitipan, pembagian kerja, cuti, flexitime, pendidikan dan pelatihan ulang dan rotasi pekerjaan sebagai insentif untuk menyeimbangkan kekhawatiran selain meninjau kompensasi dan manfaat. Orang-orang mencari banyak cara hidup yang bermakna dan kurang rumit dan gaya hidup baru ini sebenarnya memiliki dampak pada bagaimana seorang karyawan harus termotivasi dan dikelola. HRM telah menjadi begitu kompleks sekarang ketika itu jauh lebih rumit di masa lalu ketika karyawan yang terutama berkaitan dengan kelangsungan hidup ekonomis (Brian, 1994; Myron, 1993).