We send kids to school for many rea

We send kids to school for many reasons: to provide free babysitters, because it is the law, because it performs a socialization function, so that kids will learn something, so that kids will be like the others—or not be like the others—but we can’t forgot that one of the most salient reasons is to preserve our democratic way of life.

Our culture represents a set of beliefs, which form the basis of our free-doms and continues only when there exists a thinking, informed, and vigilant citizenry who have the ability to reflect beyond the limitations of their own insights. If we, the citizenry, forget those beliefs because we no longer know how to learn how to learn, then we abandon our way of life and invite the mob, led by people who pursue their own clandestine interests, to rule us, achieving a way of life we did not set out wanting to achieve. Freedom requires constant vigilance. It just can’t be taken for granted.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kami mengirim anak-anak ke sekolah untuk banyak alasan: untuk menyediakan gratis babysitter, karena hukum Taurat, karena melakukan sosialisasi fungsi, sehingga anak-anak akan belajar sesuatu, sehingga anak-anak akan menjadi seperti yang lain — atau tidak seperti yang lain — namun kita tidak lupa bahwa salah satu alasan yang paling menonjol adalah untuk melestarikan cara hidup kita demokratis.Budaya kita mewakili seperangkat keyakinan, yang membentuk dasar bagi kami gratis-sebuah dan berlanjut hanya ketika ada pemikiran, informasi, dan waspada warga yang memiliki kemampuan untuk mencerminkan luar keterbatasan wawasan mereka sendiri. Jika kita, warga, lupa keyakinan itu karena kita tidak tahu bagaimana untuk belajar bagaimana untuk belajar, kemudian kami meninggalkan cara hidup kita dan mengundang massa, dipimpin oleh orang-orang yang mengejar kepentingan mereka sendiri rahasia, untuk memerintah kita, mencapai cara hidup kita tidak berangkat ingin mencapai. Kebebasan memerlukan konstan kewaspadaan. Itu hanya tidak bisa diambil untuk diberikan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kami mengirim anak-anak ke sekolah karena berbagai alasan: untuk memberikan babysitter gratis, karena itu adalah hukum, karena melakukan fungsi sosialisasi, sehingga anak-anak akan belajar sesuatu, sehingga anak-anak akan menjadi seperti yang lain-atau tidak menjadi seperti orang lain- tapi kita tidak bisa lupa bahwa salah satu alasan yang paling menonjol adalah untuk melestarikan cara demokratis hidup kita.

budaya kita merupakan seperangkat keyakinan, yang membentuk dasar dari kami bebas DOM dan terus hanya ketika terdapat suatu pemikiran, informasi, dan warga waspada yang memiliki kemampuan untuk mencerminkan melampaui keterbatasan wawasan mereka sendiri. Jika kita, warga negara, lupa keyakinan mereka karena kita tidak lagi tahu bagaimana untuk belajar bagaimana belajar, maka kita meninggalkan cara hidup kita dan mengundang massa, yang dipimpin oleh orang-orang yang mengejar kepentingan klandestin mereka sendiri, untuk memerintah kami, mencapai jalan hidup kita tidak berangkat ingin dicapai. Kebebasan membutuhkan kewaspadaan konstan. Ini tidak bisa diterima begitu saja.