“Parker,” I whispered.He beamed. “Y

“Parker,” I whispered.
He beamed. “You like it?”
“I do,” I said holding it in front of my face in awe, “but it’s
too much. I couldn’t accept this if we’d been dating a year,
much less a week.”
Parker grimaced. “I thought you might say that. I
searched high and low all morning for the perfect birthday
present, and when I saw this, I knew there was only one
place it could ever belong,” he said, taking it from my
fingers and clasping it around my wrist. “And I was right. It
looks incredible on you.”
I held up my wrist and shook my head, hypnotized by the
brilliance of colors reacting to the sunlight. “It’s the most
beautiful thing I’ve ever seen. No one’s ever given me
anything so…,” expensive came to mind, but I didn’t want to
say that, “elaborate. I don’t know what to say.”
Parker laughed, and then kissed my cheek. “Say that
you’ll wear it tomorrow.”
I grinned from ear to ear. “I’ll wear it tomorrow,” I said,
looking to my wrist.
“I’m glad you like it. The look on your face was worth
the seven stores I went to.”
I sighed. “You went to seven stores?” He nodded, and I
took his face in my hands. “Thank you. It’s perfect,” I said,
kissing him quickly.
He hugged me tight. “I have to get back. I’m having
lunch with my parents, but I’ll call you later, okay?”
“Okay. Thank you!” I called after him, watching him trot
down the stairs.
I hurried into the apartment, unable to take my eyes off
of my wrist.
“Holy shit, Abby!” America said, grabbing my hand.
“Where did you get this?”
“Parker brought it. It’s my birthday present,” I said.
America gawked at me, and then down at the bracelet.
“He bought you a diamond tennis bracelet? After a week? If
I didn’t know better, I’d say you have a magic crotch!”
I laughed out loud, beginning a ridiculous giggle-fest in
the living room.
Shepley emerged from his bedroom, looking tired and
satisfied. “What are you fruitcakes shrieking about in
here?”
America held up my wrist. “Look! Her birthday present
from Parker!”
Shepley squinted, and then his eyes popped open.
“Whoa.”
“I know, right?” America said, nodding.
Travis stumbled around the corner, looking a bit beat
up. “You guys are loud as fuck,” he groaned, buttoning
his jeans.
“Sorry,” I said, pulling my hand from America’s grip. Our
almost-moment crept into my mind, and I couldn’t seem to
look him in the eyes.
He downed the rest of my orange juice, and then wiped
his mouth. “Who in the hell let me drink that much last
night?”
America sneered, “You did. You went out and bought a
fifth after Abby left with Parker, and killed the whole thing by
the time she got back.”
“Damn,” he said, shaking his head. “Did you have fun?”
he asked, looking to me.
“Are you serious?” I asked, showing my anger before
thinking.
“What?”
America laughed. “You pulled her out of Parker’s car,
seeing red when you caught them making out like highschoolers.
They fogged up the windows and everything!”
Travis’ eyes unfocused, scanning his memories of the
night before. I worked to stifle my temper. If he didn’t
remember pulling me from the car, he wouldn’t remember
how close I came to handing my virginity to him on a silver
platter.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Parker," bisikku.
Dia berseri-seri. "Kau suka?"
"Aku lakukan," aku berkata memegangnya di depan wajahku kagum, "tapi itu
terlalu banyak. Saya tidak bisa menerima ini jika kita telah berkencan setahun,
apalagi seminggu.
"Parker meringis. "Saya pikir Anda mungkin mengatakan bahwa. Saya
mencari tinggi dan rendah sepanjang pagi untuk ulang tahun yang sempurna
ini, dan ketika saya melihat ini, saya tahu hanya ada satu
tempat itu pernah bisa milik, "katanya, mengambil dari saya
jari dan menggenggam sekitar pergelangan tangan saya. "Dan aku benar. Ini
terlihat luar biasa pada Anda.
"Aku mengangkat pergelangan tangan saya dan menggeleng, terhipnotis oleh
kecemerlangan warna bereaksi terhadap sinar matahari. "Ini yang paling
hal yang indah yang pernah saya lihat. Tak ada yang pernah memberi saya
sesuatu yang begitu ..., "mahal datang ke pikiran, tapi aku tidak ingin
mengatakan bahwa," rumit. Saya tidak tahu harus berkata apa.
"Parker tertawa, dan kemudian mencium pipi saya. "Katakan bahwa
Anda akan memakainya besok."
Aku tersenyum dari telinga ke telinga. "Saya akan memakainya besok," kataku,
mencari untuk pergelangan tanganku.
"Aku senang kau menyukainya. Raut wajah Anda layak
tujuh toko saya pergi ke.
"Aku mendesah. "Anda pergi ke tujuh toko?" Dia mengangguk, dan aku
mengambil wajahnya di tangan saya. "Terima kasih. Ini sempurna, "kataku,
menciumnya dengan cepat.
Dia memelukku erat-erat. "Aku harus kembali. Saya mengalami
makan siang dengan orang tua saya, tapi saya akan menelepon nanti, oke?
"" Oke. Terima kasih! "Aku memanggilnya, mengawasinya berlari
menuruni tangga.
Saya bergegas ke apartemen, tidak dapat mengambil mata saya off
dari pergelangan tangan
saya." Sialan, Abby! "America mengatakan, meraih
tanganku." Di mana kau mendapatkan ini?
"" Parker membawanya. Ini ulang tahun saya ini, "kata saya.
Amerika ternganga pada saya, dan kemudian turun di
gelang." Dia membeli Anda gelang tenis berlian? Setelah seminggu? Jika
saya tidak tahu lebih baik, aku akan mengatakan Anda memiliki selangkangan ajaib!
"Aku tertawa keras, mulai konyol tawa-fest di
ruang tamu.
Shepley muncul dari kamar tidurnya, tampak lelah dan
puas. "Apa yang kau fruitcakes menjerit-jerit tentang di
sini?"
America mengangkat pergelangan tangan saya. "Lihatlah! Ulang tahunnya hadir
dari Parker!
"Shepley menyipitkan mata, dan kemudian matanya langsung
terbuka." Whoa.
"" Aku tahu, kan? "Kata America, mengangguk.
Travis tersandung di sudut, tampak sedikit mengalahkan
up. "Kalian keras sebagai fuck," ia mengerang, mengancingkan
celana jinsnya.
"Maaf," kataku, menarik tanganku dari genggaman Amerika. Kami
hampir-saat merayap ke dalam pikiran saya, dan saya tidak bisa untuk
melihat dia di mata.
Dia menenggak sisa jus jeruk saya, dan kemudian menyeka
mulutnya. "Siapa sih biar minum yang banyak lalu
malam?"
America ejek, "Kau. Anda pergi keluar dan membeli
kelima setelah Abby kiri dengan Parker, dan membunuh semuanya oleh
waktu ia kembali.
"" Sialan, "katanya, menggelengkan kepala. "Apakah Anda bersenang-senang?"
Ia bertanya, mencari untuk saya.
"Apakah Anda serius?" Saya bertanya, menunjukkan kemarahan saya sebelum
berpikir.
"Apa?"
Amerika tertawa. "Anda menariknya keluar dari mobil Parker,
melihat merah ketika Anda menangkap mereka bermesraan seperti highschoolers.
Mereka fogged jendela dan semuanya!"
Mata Travis 'tidak fokus, pemindaian kenangan dari
malam sebelumnya. Saya bekerja untuk menahan emosi saya. Jika dia tidak
ingat menarikku dari mobil, ia tidak akan ingat
seberapa dekat saya datang untuk menyerahkan keperawanan saya untuk dia di perak
piring.