Every time we make a decision, we e

Every time we make a decision, we experience dissonance.
DISTORTING OUR LIKES AND DISLIKES 
In any decision (between two cars, two colleges, two potential lovers), the chosen alternative is seldom entirely positive, and the rejected alternative is seldom entirely negative.
So while making the decision, you have doubts.
After the decision, your cognition that you are a smart person is dissonant with aspects that didn’t fit your choice.
You reduce dissonance by downplaying the negative aspects of the one you chose and the positive aspects of the one you rejected. 

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Setiap kali kita membuat keputusan, kita mengalami disonansi.MENDISTORSI KAMI SUKA DAN TIDAK SUKA Keputusan (antara dua mobil, dua perguruan tinggi, dua kekasih yang potensial), pilihan alternatif jarang sepenuhnya positif, dan alternatif ditolak jarang sepenuhnya bernada negatif.Jadi sementara membuat keputusan, Anda memiliki keraguan.Setelah keputusan, kognisi Anda bahwa Anda adalah orang yang cerdas disonan dengan aspek-aspek yang tidak sesuai pilihan Anda.Anda mengurangi disonansi mengecilkan aspek negatif dari yang Anda pilih dan aspek-aspek positif yang Anda ditolak.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Setiap kali kita membuat keputusan, kita mengalami disonansi.
mendistorsi suka dan tidak suka 
Dalam keputusan (antara dua mobil, dua perguruan tinggi, dua kekasih potensial), alternatif yang dipilih adalah jarang sepenuhnya positif, dan alternatif ditolak jarang sekali negatif.
Jadi sementara membuat keputusan, Anda memiliki keraguan.
Setelah keputusan itu, kognisi Anda bahwa Anda adalah orang yang cerdas adalah disonan dengan aspek-aspek yang tidak sesuai pilihan Anda.
Anda mengurangi disonansi dengan mengecilkan aspek negatif yang Anda pilih dan aspek-aspek positif satu yang Anda ditolak.