The dependant variable in the model

The dependant variable in the model is company performance. The fundamental tenet of contingency theory holds that company performance is a product of an appropriate fit between the structure (SMA system) and context (contingency factors). Consequently, it is assumed that both high and low performing companies exist as a result of more or less compatible combinations of context and structure (Ittner and Larcker, 2001; Gerdin and Greve, 2004). Stated alternatively, good fit implies enhanced performance, while poor fit implies diminished performance (Chenhall, 2003).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Variabel tergantung pada model adalah kinerja. Prinsip mendasar kontingensi teori berpendapat bahwa kinerja adalah produk yang cocok sesuai antara struktur (SMA system) dan konteks (kontingensi faktor). Akibatnya, hal ini diasumsikan bahwa kedua perusahaan yang berkinerja tinggi dan rendah ada karena lebih atau kurang kompatibel kombinasi dari konteks dan struktur (Ittner dan Larcker, 2001; Gerdin dan Greve, 2004). Dinyatakan sebagai alternatif, cocok berarti peningkatan kinerja, sementara miskin cocok menyiratkan berkurang kinerja (Chenhall, 2003).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Variabel dependen dalam model ini adalah kinerja perusahaan. Prinsip mendasar dari teori kontingensi menyatakan bahwa kinerja perusahaan adalah produk dari suatu fit tepat antara struktur (sistem SMA) dan konteks (faktor kontingensi). Akibatnya, diasumsikan bahwa kedua perusahaan berkinerja tinggi dan rendah ada sebagai akibat dari kurang lebih kompatibel kombinasi dari konteks dan struktur (Ittner dan Larcker, 2001; Gerdin dan Greve, 2004). Lain alternatif, cocok menyiratkan peningkatan kinerja, sementara fit miskin menyiratkan kinerja berkurang (Chenhall, 2003).