In addition, EASA received several

In addition, EASA received several questions on the meaning for the demonstrated sea state information as incorporated in the Limitations Section of the RFM(S). These triggered the need to clarify that this is not intended as a new prohibiting airworthiness instruction. In line with AC 29-2C regulatory material, the information goes in the Limitations Section of the RFM(S). It aims however at being on one side mandatorily known by all operating those aircraft as specified in the AD, and on the other side to be accounted for by the operators when assessing safety of helicopter dispatch on any sea-state conditions.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Selain itu, EASA menerima beberapa pertanyaan tentang makna untuk menunjukkan laut negara informasi yang dimasukkan di bagian keterbatasan RFM (S). Ini memicu perlu menjelaskan bahwa hal ini tidak dimaksudkan sebagai melarang kelaikan instruksi yang baru. Sejalan dengan AC 29-2 C peraturan bahan, informasi yang terjadi di bagian keterbatasan RFM (S). Hal ini bertujuan namun menjadi di satu sisi, mandatorily dikenal oleh semua operasi mereka pesawat yang ditentukan dalam iklan, dan di sisi lain harus diperhitungkan oleh operator ketika menilai keselamatan helikopter dispatch pada kondisi laut-negara.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Selain itu, EASA menerima beberapa pertanyaan tentang makna informasi negara menunjukkan laut sebagai tergabung dalam Keterbatasan Bagian dari RFM (S). Ini dipicu kebutuhan untuk menjelaskan bahwa ini tidak dimaksudkan sebagai instruksi melarang kelaikan baru. Sejalan dengan bahan peraturan AC 29-2C, informasi berjalan dalam Keterbatasan Bagian dari RFM (S). Hal ini bertujuan namun pada berada di satu sisi wajib diketahui oleh semua operasi pesawat tersebut sebagaimana ditetapkan dalam AD, dan di sisi lain harus dipertanggungjawabkan oleh operator saat menilai keselamatan helikopter pengiriman pada setiap kondisi laut negara.