The WTO regime takes issue with ins

The WTO regime takes issue with insights from economic theory and takes an unambiguous stance against subsidies:
(a) the only case where by law a state practice is pronounced illegal is the case of two forms of subsidies (export and local content);
(b) there was initially room for three forms of subsidies (regional aid, environmental research and development) to be declared non actionable (Art 8 SCM). This provision was of a transitional character and WTO Members did not fed need to keep it in place ad infinitum. As a result, a scheme which qualifies as a subsidy can nowadays be punished, by one means or another

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Rezim WTO mengambil masalah dengan wawasan dari teori ekonomi dan mengambil sikap jelas terhadap subsidi:(a) satu-satunya kasus yang mana oleh hukum praktek negara yang diucapkan ilegal adalah kasus dua bentuk subsidi (ekspor dan konten lokal); (b) tidak awalnya ruang untuk tiga bentuk subsidi (bantuan regional, lingkungan penelitian dan pengembangan) dinyatakan bebas ditindaklanjuti (seni 8 SCM). Ketentuan ini adalah seorang tokoh Transisional dan anggota WTO melakukan tidak makan perlu menyimpannya di tempat ad infinitum. Sebagai hasilnya, sebuah rencana yang memenuhi syarat sebagai subsidi dapat saat ini akan dihukum, salah satu cara atau lain

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Rezim WTO mengambil masalah dengan wawasan dari teori ekonomi dan mengambil sikap ambigu terhadap subsidi:
(a) satu-satunya kasus di mana oleh hukum praktik negara diucapkan ilegal adalah kasus dua bentuk subsidi (ekspor dan konten lokal);
(b ) ada awalnya ruang untuk tiga bentuk subsidi (bantuan daerah, penelitian lingkungan dan pengembangan) untuk dinyatakan non ditindaklanjuti (Seni 8 SCM). Ketentuan ini adalah dari karakter transisi dan Anggota WTO tidak makan perlu menyimpannya di tempat yang tak terhingga. Akibatnya, skema yang memenuhi syarat sebagai subsidi dapat saat dihukum, oleh salah satu sarana atau lain