4. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak kebijakan pembangunan spasial pada kesamaan-kesamaan pendapatan daerah di Korea dan untuk menguji apakah perubahan struktural dalam kausalitas ketidaksetaraan terhubung dengan kebijakan pembangunan berlangsung selama periode 1971-1997. Penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi pendapatan daerah berkorelasi positif dengan distribusi spasial layanan pendidikan, kesempatan kerja, transportasi dan fasilitas air bersih, dan variabel jaringan informasi, sedangkan kesenjangan daerah berkorelasi negatif dengan PDB per kapita dan proses urbanisasi. Periode penyesuaian sekitar tiga tahun akan diperlukan untuk mengidentifikasi e¤ect penuh kebijakan pembangunan spasial ini pada ketimpangan pendapatan daerah. Akhirnya, dampak kebijakan desentralisasi terhadap kesenjangan regional ditunjukkan ke berfluktuasi sampai awal 1980-an, tapi ini
pengaruh-pengaruh mulai stabil sebagai restrukturisasi industri dan reorganisasi spasial berkembang pada tahun 1990an.
Dalam rangka menerapkan hasil makalah ini untuk penilaian prioritas investasi strategi pembangunan daerah, biaya indikator kebijakan regional harus dikuanti fi kasi dalam istilah moneter. Pengeluaran pemerintah untuk mengurangi Gini koefisien ‰ efisien pelayanan pendidikan sebesar 1% poin diharapkan sangat di¤erent dari orang-orang dari jaringan informasi regional dengan titik% sama. Dengan demikian, elastisitas yang lebih tinggi dalam distribusi spasial pelayanan pendidikan saja tidak menjamin prioritas yang diberikan kepada investasi di lembaga pendidikan tinggi di daerah kurang berkembang. Juga, jika penyebab antara distribusi spasial pendapatan daerah dan lapangan kerja daerah berlari di kedua arah, itu akan diperlukan untuk mengembangkan model persamaan struktural untuk menentukan perbedaan pendapatan daerah dalam penelitian lebih lanjut semacam ini.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
